Hari pertama, peserta akan mendapat pelatihan seni pertunjukan, seni rupa, dan fashion.
Kemudian hari kedua, peserta akan mendapat pelatihan fotografi, Kriya batik, dan pemasaran. Sementara pada hari ketiga, peserta akan melakukan praktek kerajinan tenun di Gamplong, Sleman, DIY.
Windu memaparkan, ekraf dan pariwisata memiliki keterkaitan. Dia menerangkan bahwa, Ekraf merupakan perwujudan nilai tambah kekayaan intelektual yang bersumber dari krativitas manusia.
“Ekonomi kreatif memiliki keterikatan penuh terhadap pariwisata, ekonomi kreatif dipandang sebagai suatu ekosistem di mana di dalamnya terdapat hubungan saling bergantung di antara rantai nilai kreatif (creative value chain), lingkungan pengembangan (nurturance environment), pasar (market) dan dokumentasi (archiving),” kata Windu, saat diwawancarai Selasa (23/07/2024).
Dia menjelaskan, konsep rantai nilai sendiri mengacu pada semua kegiatan yang menambah nilai pada produk atau layanan melalui berbagai tahap produksi, mulai dari desain, pengembangan, bahan baku dan input, pemrosesan hingga kegiatan pemasaran dan pasca-penjualan (APEC, 2019).
Windu berharap, peserta pelatihan mampu memaksimalkan pelatihan tersebut, sehingga menjadi generasi penerus ekonomi kratif di Gunnungkidul, hingga ke tingkat nasional.
“Jadi, peserta juga harus memahami dulu Ekraf itu apa, kalau sudah kenal, kemudian tertarik dan menjadi generasi penerus. Dan jangan lupa implementasikan metode amati, tiru, modifikasi (ATM),” tambahnya.
Sementara Hari Susanto, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif dan Industri Pariwisata menyampaikan alasan diadakan pelatihan ekosistem ekraf selain mengenalkan potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Gunungkidul kepada pelajar di wilayah Kabupaten Gunungkidul;
“Juga Meningkatkan minat dan bakat pelajar di Kabupaten Gunungkidul terhadap pengembangan ekosistem ekraf,” ujar Hari
Hari menambahkan tujuan diadakan pelatihan ini Menjadi media regenerasi pelaku ekonomi kreatif dalam penguatan ekosistem.
“Tak kenal maka tak sayang, kenal dulu nanti mereka akan mengalir sebagai generasi penerus pelaku ekraf yang ada di Gunungkidul,” tutup Hari. (red)