Dia memberi contoh. Seandainya tiap akhir pekan kunjungan mencapai 5.000 wisatawan, maka, saat bulan Puasa hanya ada 500-an pengunjung.
Bersamaan, bulan puasa juga masuk periode low season (sepi pengunjung). Sebab, aktivitas sekolah sedang padat. Selama itu juga tak ada libur nasional.
“Low season sendiri biasanya turun 20 persen,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku penurunan tak jadi soal. Sebab, setelahnya akan masuk pada masa libur Lebaran. Pada momen tersebut kunjungan akan naik signifikan.
Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul, Sunyoto akan melakukan inovasi saat kunjungan sepi.
“Kami akan buat dan jual paket buka puasa,” tuturnya.
Lantas setelahnya, pengusaha kuliner dan penginapan akan disibukkan dengan datangnya libur Lebaran.
“Wajar sekali turun saat puasa,” tukas Sunyoto. (Kandar)