Sejarah Rokok Pertama di Dunia

oleh -21000 Dilihat
oleh

Penulis: Sumaryanto.

KABARHANDAYANI.– Merokok yang kini menjadi kebiasaan mulai dari usia remaja hingga usia tua ternyata memiliki sejarah yang panjang. Untuk pertama kali, dunia mulai mengenal rokok diperkirakan sejak abad ke-15 seiring dengan awal perjalanan Columbus menemukan benua baru Amerika.

Menurut Dr. Aiman Husaini dalam bukunya Tobat Merokok, Rahasia dan Cara Empatik Berhenti Merokok, masyarakat Meksiko adalah orang pertama yang melakukan kebiasaan merokok. Hal ini ditularkan pada warga Indian yang menjadi penduduk asli Benua Amerika. Dari tempat ini, kebiasaan merokok kemudian tersebar ke seluruh dunia melalui para pelaut Spanyol. Jenis rokok yang beredar waktu itu adalah rokok lintingan yang dibungkus dengan dedaunan.

Aiman menjelaskan, jenis rokok yang dibungkus dengan kertas muncul sekitar abad ke-16 atas prakarsa para perokok di Spanyol. Namun pabrik rokok yang dibungkus kertas pertama kalinya muncul di Meksiko yang mulai beroperasi sejak tahun 1765. Orang pertama yang memiliki ide pabrik rokok ini adalah Judy Jelvach.

Pada tahun 1860 terciptalah mesin pemotong tembakau pertama yang digunakan dalam industri rokok, mesin ini disebut Peace Cutter. Mesin ini hanya mampu memotong tembakau tanpa bisa membungkus langsung.

Hingga pada tahun 1880 ditemukan mesin pemotong tembakau yang sekaligus mampu membungkusnya dengan kertas sigaret dengan bentuk yang serupa. Mesin ini diciptakan James Albert Bensack yang berasal dari Virginia, Amerika Serikat. Hingga kini Amerika Serikat merupakan salah satu negara dengan produksi rokok terbesar di dunia.

Langkah Amerika Serikat ini kemudian diikuti oleh oleh negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia. Berbagai jenis merek rokok telah beredar di Indonesia dengan kemasan modern. Namun, para generasi tua khususnya di pedesaan tetap ada yang mengkonsumsi rokok tradisional dengan cara dilinting.

 

____________

Penulis adalah wartawan paruh waktu Kabarhandayani. Artikel ini merupakan tulisan pribadi.

Foto ilustrasi: public domain picture.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar