WONOSARI, kabarhandayani–Jalan menuju Wonosari dari wilayah Panggang, Saptosari dan Paliyan terdapat dua jalur utama, yaitu melewati timur melalui Paliyan-Giring lalu Wonosari, kedua, melewati Paliyan-Playen lalu Wonosari. Terdapat jalur alternatif yang menjadi pilihan pengendara baik mobil dan sepeda motor melewati jalur Wiyoko-Pulutan, Wonosari.
Dalam sehari, Kamis, 21/8/2014 terjadi dua kecelakaan di jalur alternatif tersebut. Kejadian pertama terjadi pada saat jam berangkat sekolah dan kerja sekitar pukul 06.45 WIB Pagi. Melibatkan dua pengendara warga Padukuhan Karang asem, Desa Pulutan dengan Warga Padukuhan Cangkring, Desa Karangasem, Paliyan. Pada kecelakaan tersebut Warga cangkring mengalami luka cukup serius sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Sepeda motor mengalami kerusakan cukup parah.
Kecelakaan kedua terjadi pada sore hari saat jalan didominasi oleh pelajar sepulang sekolah. Kronologi kedua kejadian hampir sama, yaitu salah satu pengendara menabrak pengendara lain yang muncul dari persimpangan atau yang akan menyeberang. Menurut warga Pulutan, Ramainya lalu lintas serta sempitnya jalan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan.
“Pada jam sekolah berangkat dan pulang kondisi jalan sangat ramai,” Ujar Rusyanto Warga Glodogan, Pulutan. Ia menilai banyak pengendara dari selatan yang ingin ke Wonosari memilih jalur tersebut karena menganggap jaraknya lebih dekat.
Dimas pelajar asal Desa Karang Duwet, Paliyan, yang menaiki Shogun dengan nopol AB 5035 TW menabrak Dika, pengendara yang akan menyeberang. Kejadian terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, menyebabkan Dimas luka pada kaki sebelah kanan hingga tak dapat ditekuk karena mengalami bengkak.
“Masnya tiba-tiba menyeberang, saya kaget tidak sempat ngerem,”ujarnya sambil kesakitan. Sampan, tokoh warga di Padukuhan Glodogan, Desa Pulutan, Wonosari, menyayangkan jika pengendara yang melalui jalur tersebut kurang hati-hati serta memacu kendaraan terlalu kencang, sebab hal tersebut dapat membahayakan dirinya serta orang lain.
“Banyak pengendara kebut-kebutan terutama anak sekolah. Meski sempit, jalur ini ramai. Harusnya pengendara yang muncul dari persimpangan juga lebih hati-hati,” Tandasnya. Ia berharap ada penanda seperti lampu pengatur lalu lintas pada titik rawan kecelakaan.(kandar/tty)