PALIYAN, kabarhandayani.– Kelompok petani tembakau Desa Pampang Kecamatan Paliyan mampu hasilkan ratusan juta rupiah setiap tahun. Bila musim panen tiba, puluhan petani bersuka ria, setelah 2 hingga 3 bulan merawat, memanen hingga menjemur hasil pertaniannya ini.
Hal ini seperti yang telah dialami Wasnadi bersama anggota Kelompok Tani “Tembakau Rasa” yang beranggotakan 31 orang. Dari sejumlah anggota tersebut, sebanyak 25 orang yang menanam tembakau di tahun ini.
“Tahun ini saya menanam 17 ribu batang tembakau. Pengalaman sebelumnya, 1 orang yang menanam 6 ribu batang mendapatkan penghasilan kotor sekitar Rp 19 juta,” jelas Wasnadi, Sabtu (26/2014).
Bisa dibayangkan berapa besar keuntungan Wasnadi dari 17 ribu batang tembakau yang ia tanam saat ini. Hasil ini kemudian dipotong modal awal sekitar Rp 10 juta.
Keuntungan ini cukup fantastis bagi penghasilan petani di Gunungkidul. Secara hitungan kasar, tahun ini Wasnadi akan mendapatkan penghasilan kotor sekitar Rp 60 juta. “Setiap anggota rata-rata menanam 5000-6000 batang tembakau. Dalam setahun kami hanya menanam sekali, karena mencari cuaca cerah yang benar-benar tanpa hujan,” lanjutnya.
Bagi Wasnadi, kali ini merupakan tahun ketiga dalam bertani tembakau. Ia tergiur keuntungan dari cerita beberapa orang yang lebih dulu berkecimpung di bidang ini. Hingga kini, ia terus meraup keuntungan dari potongan daun-daun tembakau yang ia jual.
Anggota Kelompok Tani “Tembakau Rasa” tidak sepenuhnya mengeluarkan modal sendiri dalam menjalankan usaha. Mereka telah bekerja sama dengan perusahaan rokok ternama di Indonesia, sehingga dalam hal penjualan, mereka tak lagi kesulitan.
“Perusahaan tersebut memberikan bantuan bibit, pupuk, serta berbagai keperluan lain yang dibutuhkan. Kami dipinjami modal dulu pada awal penanaman, kemudian modal itu akan dipotongkan dari hasil penjualan tembakau mereka ambil,” katanya.
Jadi, Wasnadi dan teman-temannya menjalankan usaha perkebunan tembakau ini hanya bermodalkan tenaga, lahan, dan air untuk menyirami tanaman. Tahun ini, Wasnadi memprediksi hasil total dari seluruh anggota Kelompok Tani “Tembakau Rasa” mampu menghasilkan tembakau kering hingga 18-20 ton.
Tembakau kering ini kemudian dibeli oleh perusahaan yang dijadikan partner kerjanya seharga Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per kilo gram. Harga jual tembakau bervariasi tergantung kualitas barang dan harga di pasaran.
Mengingat tingginya hasil yang didapatkan, tak menutup kemungkinan usaha pertanian tembakau ini suatu saat akan populer di Gunungkidul. Jika dibandingkan dengan penghasilan tanaman yang lain, hasil dari pertanian tembakau ini lebih menguntungkan.(Maryanto/Tty)