Puluhan Orang Mengundurkan Diri, Satpol PP Klaim Proses Rekrutmen Bersih

oleh -871 Dilihat
oleh
Para pendaftar melihat pengumunan. KH/ Maria Dwianjani
Para pendaftar melihat pengumunan. KH/ Maria Dwianjani
Para pendaftar melihat pengumunan. KH/ Maria Dwianjani

WONOSARI, (KH)—Sedikitnya 40 Pendaftar seleksi Tenaga Harian Lepas (THL) Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kabupaten Gunungkidul mengundurkan diri. Pihak Sat Pol PP menjamin proses seleksi bersih dan tanpa kecurangan.

Kasat Pol PP Kabupaten Gunungkidul, Agus Hartadi menjelaskan bahwa sejak awal proses rekrutmen dimulai pada 14 Desember 2015 silam, tidak sedikit masyarakat dari berbagai kalangan yang meminta untuk rekan atau kolega mereka yang mendaftar ke proses seleksi THL Sat Pol PP bisa diterima.

“Banyak yang nembung, tapi belum tentu akan diterima. Untuk 40 orang yang mengundurkan diri, kami tidak mengetahui penyebabnya, hanya saja memang mereka sudah diketahui tidak hadir dalam tes kesehatan,” ucapnya di sela pengumuman hasil tes kesehatan.

Agus menekankan pula bahwa dari 334 pendaftar, kini hanya 180 yang lolos sampai seleksi kesehatan. Dari 180 orang ini hanya diumumkan 81 peserta yang lulus tes fisik. Ia mengaku cukup terkejut dengan hasil tes kesehatan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, pasalnya sejumlah pendaftar diketahui memiliki riwayat kesehatan yang begitu beragam, mulai dari epilepsi, darah tinggi, obesitas, hingga autis.

“Dinas Kesehatan memiliki sistem ranking bagi peserta,” tuturnya.

Selain itu, ada satu syarat yang tidak bisa ditoleransi, yakni keberadaan tato dan tindik. Setiap pendaftar yang diketahui memiliki tato dan tindik, dipastikan tidak lulus dalam seleksi. Karena, pihaknya berpegang, tato dan tindik membawa kesan negatif di hadapan masyarakat secara umum. 

“Meski tidak semua orang berpikir seperti itu,” ucapnya.

Sementara itu, salah satu pendaftar, Amelia Rizka Fauzia menuturkan sejauh ini proses seleksi berjalan baik dan tanpa masalah atau sesuatu yang ganjil.

“Tes juga tidak sulit, saya berharap bisa lolos seleksi,” sebut gadis berusia 18 tahun itu. (Maria Dwianjani)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar