Salah satu pengelola industri wajan, Ngalim menerangkan, menjelang bulan puasa ada peningkatan produksi sekitar 16 persen dari produksi rata-rata perhari dari biasanya. Jika biasanya setiap hari diproduksi sebanyak 1500 wajan, saat ini produksi dinaikkan menjadi 1750 wajan.
“Dengan peningkatan jumlah produksi ini stok bahan dasar juga dinaikan yang semula 6 ton perminggu dinaikkan menjadi 8 ton,” terang Ngalim.
Peningkatan jumlah permintaan wajan ini tidak hanya datang dari Yogyakarta dan sekitarnya, melainkan dari berbagai kota besar di Indonesia.
Mulanya ia menjual hasil produksi wajan langsung ke konsumen. Ngalim dan Muslimin adiknya mencari pasar sendiri. Namun semenjak 2,5 tahun terakhir produknya diminta disetor ke pemasar produk wajan berskala besar di Yogyakarta. Semenjak kerjasama dijalin, dirinya tak lagi kebingungan mencari pembeli.
Ditambahkan, sebelum mendirikan industri wajan, salah satu anggota keluarga pendiri, Muslimin pernah bekerja di Wonogiri dan Yogyakarta pada industri yang sama. Setelah mahir dan berpengalaman, usaha serupa didirikan di tempat tinggalnya.
Dahulu, kata Ngalim, pernah memiliki brand sendiri, namun setelah bekerjasama dengan pemasar di Yogyakarta, produk-produk yang dibuat disesuaikan dengan merek milik pemasar.
“Kami dikirim bahan baku, kemudian produk jadi kami setor,” imbuh Ngalim.