GEDANGSARI,(KH) — Total produksi buah srikaya di Padukuhan Tengklik Desa Tegalrejo Kecamatan Gedangsari dalam sekali panen dapat menghasilkan 315 ton. Rata-rata produksi per hektar lahan yang ditanami srikaya mencapai 45 ton.
Dalam panen raya srikaya yang dihadiri Bupati Gunungkidul pada hari, Jumat (20/03/2015), petani mengaku senang dengan hasil buah srikaya yang saat ini menjadi salah satu pemasukan utama warga Padukuhan Tengklik Desa Tegalrejo.
Di sela-sela acara panen raya Srikaya, Kades Tegalrejo Sugiman mengatakan, panen bersama ini bertujuan agar produksi lokal yang ada dapat dikembangkan dengan baik. Selain itu juga untuk mengangkat perekonomian warga Padukuhan Tengklik.
Ia menambahkan, untuk pemasaran buah Srikaya dijual ke daerah Solo dan Jogjakarta. Keunggulan buah Srikaya yang diberi nama Si Nyonya terdapat pada ketebalan daging buah, manis dan biji lebih sedikit. “Hampir setiap warga Padukuhan Tengklik mempunyai pohon srikaya, bahkan di setiap lahan ditanami pohon srikaya,” ucapnya.
“Biaya transport cenderung lebih mahal jika hasil panen dijual ke Wonosari. Karena itu kami memutuskan untuk menjual srikaya ke Yogya atau di kota kota sekitar seperti Klaten dan Solo. Disamping jarak lebih dekat, peminatnya juga lebih banyak,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia berharap agar produksi srikaya di Desa Tegalrejo khususnya Padukuhan Tengklik dapat semakin optimal. “Dengan produksi yang semakin baik, kami berharap ke depan Festival Srikaya menjadi daya tarik wisata yang ada di Kecamatan Gedangsari,” paparnya.
Bupati Gunungkidul Hj Badingah SSos menyatakan, produksi srikaya di Padukuhan Tengklik cukup baik yang dapat dimafaatkan warga sebagai penghasilan. Selain itu, kondisi alam yang cukup indah dan jauh dari keramaian juga dapat dijadikan sebagai destinasi wisata.
“Perangkat Desa beserta pihak Kecamatan Gedangsari diharapkan mampu membantu dalam pengembangan pemberdayaan masyarakat,” pungkas Badingah. (Atmaja).