Kasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul, Dewi Asti Prawidani SP menuturkan bahwa kegiatan pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Gunungkidul telah mengalami perkembangan cukup pesat.
“Kegiatan pengolahan dapat memberikan nilai tambah pada ikan sekaligus memperpanjang umur simpan produk,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Dalam hal ini, DKP terus berupaya untuk membantu memfasilitasi pelaku usaha dalam rangka mengembangkan produk olahan perikanan dan sumber daya kelautan. Disebutkan, hingga saat ini ada 11 UMKM atau pelaku usaha yang terdaftar di DKP dengan produksi utama berupa olahan berbahan ikan dan sumber daya laut lainnya.
Dari 11 UMKM tersebut dihasilkan sekitar 23 ragam olahan produk, dengan jumlah produksi mencapai ratusan ton tiap tahun. Pemasaran roduk-produk tersebut selain wilayah lokal Gunungkidul saja juga dipasarkan di seputar DIY dan kota-kota besar di Pulau Jawa.
Ragam produk tersebut di antaranya: krispi ikan, krispi rumput laut, krispi wader, abon tuna, abon lele, abon pari, keripik kulit lele, krispi tulang lele, keripik kulit lele, kerupuk rumput laut, lanting rumput laut, bakso tuna, bakso kakap, nugget tuna, nugget lele, pempek tenggiri, dan pempek ikan.
Produk lainnya yakni: bandeng duri lunak, pathilo lele, kerupuk lele, tahu tuna, tuna kaleng, dan ikan asin. Jumlah produksi olahan terbanyak adalah bandeng duri lunak yang mencapai 138 ton/ tahun lalu disusul pempek tengiri yang mencapai 36 ton/ tahun.
Untuk tahu tuna, nugget tuna, dan pempek ikan dan krispi rumput laut produksinya berkisar antara 10 hingga 20 ton tiap tahun. Produk lainnya, jumlah produksi tiap tahun di bawah 10 ton. (Kandar)