SAPTOSARI, kabarhandayani–Air begitu sangat berharga pada musim kemarau seperti saat ini. Habisnya air hujan pada bak tampungan, serta menyusutnya air telaga di seputar Desa Kepek, Saptosari, mengakibatkan sebagian warga lebih sayang terhadap air bersih.
Bocornya pipa PDAM yang melintasi Padukuhan Tileng, Desa Kepek, Saptosari, tidak disia-siakan oleh sebagian warga. Mereka mengambil air dengan cara menaruh gayung di bawah pipa yang bocor, lalu menuangkannya ke ember ketika air di gayung tersebut telah penuh.
Seperti yang dilakukan anak belasan tahun yang enggan disebut namanya ini, Ia begitu sabar menanti kucuran air, gayung demi gayung Ia tuangkan ke dalam 7 ember bekas kemasan cat 25 Kg, “menunggu air, buat masak dan mandi serta menyiram tanaman sayuran di pekarangan rumah,” ujarnya, Sabtu, 6/9/2014.
Setelah ember-ember itu penuh, Ia bergegas pulang ke rumah yang tidak jauh dari lokasi pipa bocor. Gadis itu memanggil ayahnya, untuk mengusung air tersebut untuk dipindahkan ke tampungan yang ada di rumah.
Kebiasaan tersebut dilakukan hampir tiap hari. Secara bergantian warga sekitar menunggu bocoran air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sebenarnya, sebagian warga memiliki jaringan pipa PDAM, tetapi tetap melakukan hal tersebut.
“Bocornya sudah bertahun-tahun. Sayang, jika terbuang sia-sia, walaupun sebagian warga punya jaringan air, ” ucap Didik salah satu warga.
Ia Menuturkan, jaringan air yang melewati wilayahnya terdapat dua jenis. Pipa besar dan pipa kecil. Pipa besar untuk jaringan hidran umum, yaitu saluran yang menyuplai bak-bak umum di tiap RT setempat. sedangkan pipa kecil untuk Saluran Rumah (SR).
Dugaannya, karena mungkin kondisi topografi wilayah yang naik turun bukit, ditambah jarak dari Bak utama PDAM yang jauh, sehingga debit air yang sampai sangat sedikit, bahkan jaringan SR cenderung tidak mengalir.(Kandar/Tty)