![Menaman cabe di musim kemarau. Foto : Atmaja](https://i0.wp.com/kabarhandayani.com/wp-content/uploads/2015/07/tanam-cabe-di-musim-kemarau.jpg?resize=800%2C450)
PLAYEN,(KH) — Bertani saat musim kemarau jarang dilakukan oleh petani di beberapa daerah di Gunungkidul. Sistem tadah hujan masih diterapkan oleh sebagian besar petani di Gunungkidul., tetapi untuk beberapa daerah di Gunungkidul yang mempunyai cakupan air lebih, saat musim kemaraupun bisa melakukan aktivitas bercocok tanam. Seperti yang terjadi di Desa Bandung, Playen, kelompok tani Gamasari memulai bercocok tanam padi.
Sujoko, Petugas Pengendali Organisme Tanaman UPT Playen, mengatakan, adanya sumur dipersawahan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam saat musim kemarau. Ia menambahkan, untuk penanaman cabai sangat bagus dilakukan saat musim kemarau ke II (MK II) seperti saat ini.
“Kita lakukan dengan mengolah tanah yang diberi media plastik, untuk mengikat kadar kelembabpan,” jelasnya.
Menggunakan bantuan media plastik, lanjut dia, akan lebih irit air, karena kelembabpan tetap terjaga dan air tidak langsung terserap habis kedalam tanah.
“Ini bisa diterapkan di daerah persawahan yang memiliki sumur bor,” imbuhnya.
Untuk masa tanam cabai, bisa dipanen ketika berusia 4 bulan yang dapat dipetik sebanyak 12 kali.
“Sebagai bahan ujicoba dan perbandingan dengan tanaman palawija lain, bagaimana hasil keuntungan panen yang di peroleh petani,” tandasnya. (Atmaja)