GUNUNGKIDUL, (KH),– Perokok baru di Gunungkidul jumlahnya mengalami peningkatan, hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan, dr Dewi Irawati belum lama ini.
“Benar meningkat drastis. Data kami berdasar riset baik oleh pemerintah maupun dari pihak lain,” ujar dia.
Namun demikian, pihaknya tidak bisa menyebut angka persis jumlah kenaikannya. Yang membuatnya prihatin, peningkatan jumlah perokok didominasi kalangan anak-anak atau pelajar.
Upaya yang ditempuh selama ini untuk menanggulangi bertambahnya jumlah perokok terutama bagi pelajar, ditempuh dengan cara melakukan sosialisasi.
“Pada masa pengenalan lingkungan sekolah kami tegaskan kepada pelajar bahwa tidak usah mengenal dan mencoba rokok,” kata dia.
Pihaknya juga bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk melakukan sosialisasi yang menyasar masyarakat. Sosialisasi mengenai bahaya rokok disampikan bersama UMY ke desa-desa di Gunungkidul.
Sementara itu, Humas SMPN 1 Ponjong, Dra. Tutik Suprapti, mengutarakan, sebagai sekolah Adiwiyata lembaganya telah memiliki kegiatan pembinaan khusus kepada anak-anak supaya tidak merokok. Pembinaan dilakukan saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan bantuan dukungan dari Puskesmas.
“Setiap apel pagi juga kami sampaikan pesan-pesan pembiasaan hidup sehat. Ada pula tutor sebaya tentang bahaya rokok,” jelas Tutik.
Terlebih, sambung dia, dengan adanya program sekolah sehat, siswa dan guru/ karyawan memiliki komitmen untuk tidak merokok demi terciptanya lingkungan belajar yang sehat dan ramah terhadap anak.
Meski begitu, pihaknya tidak menampik bahwa pelajar di sekolahnya ada yang memiliki kebiasaan merokok saat di luar sekolah. “Jika di luar kami sebatas menghimbau, tak bisa memberi sanksi,” tukas dia. (Kandar)