WONOSARI, (KH),– Bekerja sama lembaga Center for Rural Medicine di Storuman, Umea, Swedia, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul akan mengembangkan pelayanan kesehatan jarak jauh.
Pengembangan pelayanan kesehatan tersebut dilakukan melalui pemanfaatan teknologi infomasi atau disebut Telemedicine. Sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati, beberapa waktu lalu, Telemedicine merupakan kerja sama antara Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan Umea University, Swedia dimana pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga berperan serta didalamnya.
“Teknologi ini diharapkan dapat memudahkan pelayanan kesehatan terutama untuk warga yang tinggal di pelosok,” katanya.
Sambung Dewi, program Telemedicine dimaksudkan untuk meningkatkan capacity building dengan edukasi dan peningkatan pengatahuan serta kompetensi tenaga kesehatan di wilayah pedesaan. Dengan adanya Telemedicine dokter dan pasien tidak perlu bertemu dalam melakukan konsultasi kesehatan.
Terbilang canggih, sebab melalu Telemedicine, dokter dapat melihat kondisi fisik pasien mulai denyut nadi, hingga tekanan darah yang dapat dipantai secara real time. Dokter akan menggunakan sebuah alat berupa kamera vidio, deteksi jantung, timbangan, stetoskop, dan tensimeter.
“Semuanya itu dilengkapi teknologi bluetooth sehingga data yang didapat langsung dapat dikirimkan melalui jaringan internet,” imbuhnya.
Menurut Dewi, pemanfaatan Telemedicine tepat diterapkan di Gunungkidul. Hal ini akan sangat membantu terhadap upaya penyediaan layanan kesehatan di Gunungkidul, melihat luasnya wilayah di Gunungkidul serta masih jauh dari akses fasilitas kesehatan.
Disamping itu, penerapan Telemedicine merupakan terobosan baru yang menawarkan solusi. Dikarenakan kurangnya jumlah dokter yang bertugas di kecamatan utamanya di daerah pelosok masih menjadi salah satu hambatan layanan kesehatan selama ini.
Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Gunungkidul, Ir. Purnama Jaya mengatakan, guna mendukung program tersebut pihaknya menargetkan seluruh kecamatan di Gunungkidul sudah menggunakan jaringan fiber optik atau FO, sehingga koneksi internet antar wilayah semakin baik dan stabil.
“Untuk mendukung program Telemedicine dibutuhkan aksesbilitas jaringan internet yang stabil. Akan disiapkan anggaran sekitar Rp. 2 miliar untuk penyediaan jaringan. Semoga selesai pada Tahun 2019 mendatang,” harapnya. (Wibowo)