WONOSARI, (KH) — Jumlah kasus HIV dan AIDS di Gunungkidul hingga Bulan Februari 2015 bertambah sebanyak 9 orang. Hal ini diketahui berdasarkan hasil Voulentary Conseling Test (VCT) yang dilaksanakan di RSUD Wonosari.
“Pada bulan Januari dan Februari ada 28 orang yang mengunjungi VCT, hasilnya 9 orang positif terajangkit HIV Aids,” kata Petugas Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Wonosari, Aris Suryanto, Senin (23/2/2015).
Pada Tahun 2014 kata Aris, unit VCT melakukan pengecekan kepada 150 pasien, hasilnya 24 orang positif HIV Aids. Bahkan 2 orang diketahui meninggal dunia. “Untuk 2 bulan ini sudah masuk dalam warning karena 28 yang tes 30 persenya positif HIV dan AISD,”terangya.
Melihat angka tersebut menunjukan penyakit mematikan HIV dan AIDS di Gunungkidul harus segera mendapat perhatian yang serius. “Harusnya pasien ini terdeteksi HIV terlebih dahulu, tapi ini justru malah langsung terdeteksi AIDS,” paparnya.
Aris mengatakan, untuk mencegah penularan HIV dan AIDS harus dikembangkan sistem survelent yang tepat. Sebab, kasus HIV di Gunungkidul lebih kecil dibandingkan dengan AIDS.
“Survelent harusnya mengarah ke HIV terlebih dahulu, ini harus tersaring sebelum menjadi AIDS. Dengan begitu, bisa dilakukan pencegahan dari HIV dan AIDS,” imbuhnya.
Sementara data yang dimiliki Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Gunungkidul mencatat hingga Desember 2014 ada 156 penderita HIV dan AIDS di Gunungkidul. 99 orang terdeteksi AIDS dan 57 orang lainya positif terkena HIV.
“Semakin banyak yang melakukan pemeriksaan, akan semakin banyak pasien yang terdeteksi. Untuk pencegahan dan penyebaran HIV dan AIDS kita terus melakukan sosialisasi,” katanya.
Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS Gunungkidul terus melakukan sosialisasi dengan sasaran awak angkutan kendaraan, karyawan pabrik dan masyarakat umum “Target VCT kita adalah pihak yang rawan terjangkit penyakit HIV dan AIDS,” imbuhnya. (juju/tty)