Pedagang Belalang Siapkan Stok Hadapi Libur Panjang

oleh -5855 Dilihat
oleh
Sinuk sedang mengemas belalang goreng di rumahnya. KH/ Kandar.
Sinuk sedang mengemas belalang goreng di rumahnya. KH/ Kandar.

WONOSARI, (KH),– Para pemilik usaha yang pendapatannya sangat dipengaruhi dari naik turunya jumlah kunjungan wisatawan akhir-akhir ini tengah bersiap. Meski Gunungkidul sempat dilanda bencana, mereka berharap libur panjang akhir tahun nanti kunjungan wisatawan tetap ramai.

Seperti yang diungkapkan ibu penggoreng belalang yang akrab dipanggil Sinuk ini, dirinya berharap bencana banjir dan longsor tidak menyurutkan niat wisatawan untuk berwisata ke Gunungkidul.

“Mudah-mudahan tetap ramai. Saya sudah persiapkan belalang mentah cukup banyak,” ungkap Sinuk, Kamis, (7/12/2017). Dirinya mengaku pada pertengahan Desember nanti belalang mulai digoreng.

Sinuk mengeluh, saat ini belalang cukup sulit didapat sehingga harga cukup mahal. Stok belalang yang ia simpan di mesin pendingin berasal dari beberapa wilayah di luar Gunungkidul. Sebagian dari Kulon Progo dan sebagian lain dari Kebumen.

“Harga mencapai Rp. 150 ribu hingga Rp. 160 ribu per kilogram. Sebelum saya simpan saya bersihkan dulu kotorannya,” terang warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul ini.

Dalam menjual belalang goreng ia mengaku cukup berhati-hati dan tidak ingin mengecewakan pelanggan. Pelayanan yang dijaga sejak usaha dirintis pada Tahun 2000 silam, salah satunya selalu menyediakan belalang goreng dalam kondisi baru.

Selain melayani pembeli di rumah, dirinya juga menjajakan belalang goreng di ruas jalan jalur Yogya-Wonosari tepatnya di kawasan Hutan Bunder, Playen. Sinuk membeberkan, menjual belalang goreng di pinggir jalan membuatnya dapat meraup untung berlipat, terlebih saat libur panjang.

“Pernah pada libur panjang Lebaran, dalam sehari saya pernah mendapat hasil Rp. 3 juta,” ucapnya bangga. Ketika berjualan di pinggir jalan ia mendirikan tenda/ payung ukuran besar serta membawa alat penggorengan.

Lebih jauh disampaikan, belalang goreng dengan varian rasa pedas, gurih, dan bacem yang dibuat lebih banyak dijual sendiri daripada dititipkan di toko oleh-oleh. Tak ada alasan khusus, hanya saja ia memang memilih menjualnya sendiri. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar