WONOSARI,(KH)— Organisasi masyarakat Gunungkidul yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Gunungkidul (Karag) menggelar aksi teatrikal di depan Gedung DPRD Gunungkidul, Jumat siang (6/2/2014).
Belasan massa ini melakukan unjuk rasa sebagai bentuk kekecewaan atas perseteruan dua lembaga negara yakni KPK dan Polri yang tak kunjung usai. Aksi ini digelar dengan membawa sejumlah poster dan bertuliskan Save KPK, Save Polri dan Save Indonesia.
Aktivis Jejaring Rakyat Mandiri (Jerami) Rino Caroko mengungkapkan, KPK dan Polri saat ini menjadi permainan politisi. KPK sebagai lembaga yang dipercaya rakyat untuk memberantas korupsi saat ini sudah diacak-acak.
Dalam orasinya Rino juga menyampaikan, Bambang Widjoyanto sebagai pimpinan KPK ditangkap dijadikan tersangka, Abraham Samad sebagai ketua KPK dilaporkan. “Komisioner lainya juga kini dijadikan tersangka ini tidak bisa dibiarkan,” papar Rino.
Koordinator Aksi Erva Bambang mengatakan, dua lembaga yang harusnya bisa berjuang untuk rakyat kini realitasnya sangat memprihatinkan. “Kepentingan pribadi dan kelompok elit politik di Indonesia sudah dalam titik kritis,” tegas Ervan.
Aksi yang dilakukan selama kurang lebih 2 jam ini mendapat pengawalan ketat sejumlah anggota kepolisian. Usai diperagakan aksi teatrikal yang yang menggambarkan KPK dan Polri yang sedang berseteru, aksi ini di tutup dengan pernyataan sikap.
Dalam pernyataan sikap itu sejumlah aktivis Gunungkidul menuntut meminta Jokowi menghentikan perseteruan KPK-Polri. Presiden harus mendengarkan suara rakyat untuk menyelesaikan perseteruan. Presiden Presiden tidak boleh melantik calon kapolri tersangka. Sebagai lembaga penegakhukum KPK-Polri tidak boleh berafiliasi dengan para politisi, dan jangan mau dipolitisir oleh segelintir politisi. (Juju)