Ia menjelaskan, bantuan kapal besar tersebut diprioritaskan untuk nelayan lokal Gunungkidul. Kapal bantuan tidak diprioritaskan untuk nelayan pendatang. “Kita berharap kapal besar nantinya dapat membantu meningkatkan perekonomian, tetapi hingga saat ini tidak ada yang mengusulkan permintaan bantuan,” ulasnya.
Agus menerangkan, jika nelayan di Gunungkidul mempunyai kapal diatas 10 GT, hasil tangkapan dipastikan akan naik atau bertambah banyak. Sebab, kapal ukuran mempunyai daya jelajah yang lebih luas. “Jika nelayan bisa melaut di jarak lebih dari 25 mil pasti tangakapan ikannya lebih banyak,” katanya.
Terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul Rujimanto mengaku, pihaknya masih berfikir panjang untuk menerima bantuan tersebut. Menurutnya letak pelabuhan yang jauh di ujung timur Pantai Sadeng menjadi masalah utamanya.
“Coba kalau pelabuhan terdapat didaerah zona tengah, pasti kita ambil bantuan tersebut. Saat ini pelabuhan jauh dari jangkauan kita, otomatis biaya operasional juga tinggi,”ungkapnya.
Permasalahan lain yang membuatnya enggan mengambil bantuan tersebut adalah nelayan harus beradaptasi dengan peralatan baru. “ Paling penting adalah mengasah kemampuan. Oleh karenanya, harus terus dilatih dan diberikan semangat,” tutur Rujimanto. (Juju)