Mustafa, Petani Asal Kulonprogo Berhasil Kembangkan Melon di Nglipar

oleh -7820 Dilihat
oleh
Melon milik Poktan Ngudi Makmur Dusun Klayar. (istimewa)

NGLIPAR, (KH),— Investasi sektor pertanian di Gunungkidul mampu memberikan hasil yang membanggakan. Potensi itu membuat warga luar Gunungkidul melirik peluang dan menjalankan usahanya di bumi Handayani.

Mustafa (45) salah satunya. Ia dapat dibilang investor skala kecil atau menengah bidang pertanian. Meski dirinya berasal dari Kulonprogo, dirinya yakin dengan potensi pertanian Gunungkidul. Terbukti, Senin (28/9/2020) lalu dirinya bersama kelompok tani dampingannya melakukan panen raya melon dan semangka serta cabai di Dusun Klayar, Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar, Gunungkidul.

Pola usaha yang dijalankan adalah kemitraan dengan petani Klayar khususnya poktan Ngudi Makmur. Para petani didampingi oleh Mustofa dalam budidaya Melon dan Semangka mulai dari penyediaan pembibitan, penanaman, sampai dengan panen dan pemasaran hasil.

Dirinya sudah beberapa tahun terakhir ini tiap sehabis musim tanam padi menjalankan bisnis melon dan semangka bersama petani Klayar.

Dukuh Klayar, Tejo (43) mengungkapkan, Poktan Ngudi Makmur Klayar baru saja panen melon dan semangka seluas 2 ha hasil kerjasama pendamping dan praktisi perseorangan, Mustafa. Dari 2 hektar lahan, hasil yang didapat sebanyak 80 ton Melon.

“Jika dihargai Rp 6.000,- saja per kilogram maka dihasilkan paling tidak Rp 480 juta. Pemasaran tak sulit, sudah dijamin ada pembeli,” terang Tejo.

Adapun hasil Semangka Inul yang ditanam pada lahan seluas 2000 meter persegi menghasilkan 4 ton. Jika laku dengan harga Rp 5.000,- saja per per kilogramnya maka dihasilkan uang Rp 20 juta.

Selain semangka dan Melon petani mulai berminat menanam bawang merah secara swadaya. Saat ini petani masih menanam bawang merah lewat biji untuk persediaan bibit di musim yang akan datang.

Kelebihan lahan di Klayar adalah tersedianya sumber air sungai Oya yang tidak kering sepanjang tahun serta tanahnya yang tiris tidak tergenang. Sehingga kalau ditanami Melon tidak memerlukan lanjaran. Cukup langsung sistem menjalar di atas tanah.

“Tidak takut rusak menjadi busuk. Setiap satu batang Melon dapat menghasilkan 5 butir buah Melon.,” kata Mustafa menambahkan keterangan.

Dirinya optimis, kurang dari 5 tahun petani Klayar pembudidaya Melon akan lebih sejahtera jika upaya pengembangan gencar dilakukan.

Sementara itu, untuk lebih menjaga ketersediaan air dalam budidaya pertanian hingga tiga musim setiap tahunnya serta memperluas skala usaha yang dijalankan, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) menyiapkan irigasi perpompaan di tahun anggaran 2021.

“Harapanya para petani poktan Ngudi Makmur bisa menanam padi seluas 15 hektar selama  2 musim dan pada musim tanam ketiga bisa menanam komoditas lain yang bernilai ekonomi seperti Melon, Semangka, Bawang Merah, atau cabai dengan capaian 15 hektar,” papar Kepala DPP, Bambang Wisnu Broto.

Irigasi perpompaan diyakini berhasil, sebab pada saat cek lokasi sungai Oya yang melintas di wilayah Klayar, di Bulan September ini air masih tersedia. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar