Dijelaskan, Long Bumbung terbuat dari batang bambu dengan ukuran yang besar. Sekat pada ruas bambu bagian dalam dihilangkan kecuali di bagian pangkal. Kemudian di bagian pangkalnya pada dinding bambu dibuat lubang kecil yang berfungsi untuk menuang bahan bakar sekaligus untuk menyulut meriam agar mengeluarkan suara ledakan.
“Rata- rata meriam bambu dapat menghasilkan suara ledakan hingga 86 desibel,” katanya disela pelaksanaan festival meriam bambu.
Tidak mengenal usia, mulai dari orang tua hingga anak – anak tumpah ruah di lokasi lomba, yakni berada di pinggir Sungai Oya. Mereka lantas beramai-ramai membunyikan meriam.
Selain sebagai kegiatan mengisi waktu menjelang buka puasa, festival meriam bambu ini juga sebagai sarana untuk melestarikan tradisi atau permainan zaman dulu yang kini sudah banyak ditinggalkan.
Dalam lomba tersebut 3 pemilik meriam dengan suara ledakan paling keras dipih sebagai pemenang. Panitia menyebutkan, lomba digelar juga bersamaan dengan tradisi Selikuran atau jelang 10 hari terakhir Bulan Ramadhan.
Salah satu peserta lomba, Budi, mengaku senang mengikuti lomba yang digelar. “Membuat dan membunyikan meriam bambu sudah jarang dilakukan,” ujarnya. (Kandar)