GUNUNGKIDUL, (KH),– Wahana wisata ‘Ngopi In The Sky’ di Pantai Nguluran, Panggang, Gunungkidul, DIY ramai jadi bahan perbincangan di medsos. Sebagian besar mengulas aspek keselamatan mengenai pemanfaatan Crane yang dipakai untuk mengangkat wisatawan.
Setelah viral, Disakertrans DIY kemudian melakukan inspeksi. Hasilnya, wahana tersebut diminta agar tak dilanjutkan beroperasi. Alasannya, Mobile Crane yang dioperasikan untuk mengangkat dan mengangkut orang pada wahana wisata Ngopi in The Sky di destinasi wisata Teras Kaca di Pantai Nguluran tidak sesui dengan UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Wahana itu juga melanggar Permenaker RI No 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pesawat Alat Angkat dan Alat Angkut, bahwa Mobile Crane hanya bisa digunakan untuk muatan barang.
Pembuatan wahana itu ternyata juga menarik perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.
Bahkan, Sandiaga memuji inovasi yang dilakukan pengelola wahana. Pada postingan di akun instagram miliknya, Sabtu (08/01/2022) kemarin, Sandiaga menilai wahana baru itu merupakan bentuk usaha inovatif yang dapat membangkitkan pariwisata di masa pandemi.
“Saya berharap dengan adanya sertifikasi seperti CHSE yang menjamin adanya keamanan serta adanya kemudahan dalam perizinan, atraksi wisata yang mendapat respon positif dari masyarakat dan membuka lapangan kerja baru ini dapat segera dibuka kembali,” tulis Sandiaga.
Pihaknya mengaku mendukung penuh ide-ide usaha inovatif masyarakat yang dapat meningkatkan sektor pariwisata dan membangkitkan ekonomi di tengah pandemi.
“Kita harus bisa hadirkan atraksi wisata seperti di luar negeri,” kata mantan Wagub DKI ini.
CEO Teras Kaca, Nur Nasution mengaku senang dan bangga atas apresiasi dari Menparekraf. Kehadiran Ngopi In The Sky disebut sebagai bentuk kreativitas sebagaimana yang terus didorong Kemenparekraf.
“Kami mengakui kami belum memahami sepenuhnya tentang teknis perizinan untuk wahana seperti itu,” kata Nur.
Dia menegaskan, wahana yang dibuat tidak asal-asalan. Wahana juga tak benar-benar baru. Sebab, di luar negeri wahana wisata serupa sudah ada.
“Kreativitas orang Indonesia tak kalah dengan orang luar negeri. Kami masih berusaha dan berproses terus,” tukas Nur. (Kandar)