Mengenal Tanaman Kopi

oleh -37015 Dilihat
oleh
Perkebunan kopi pernah ada di wilayah Gunungkidul (Zuider Gebergte) pada jaman Hindia Belanda dahulu. Foto: KITLV.
Kopi pernah dibudidayakan di wilayah Gunungkidul (Zuider Gebergte) sewaktu era Hindia Belanda. Foto: KITLV.

Sudah sekian abad lamanya, kopi menjadi komoditas perdagangan yang penting di dunia. Kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat dan menyegarkan rasa. Tanaman kopi juga menjadi komoditas penting dalam neraca ekspor Indonesia. Kopi tidak hanya diusahakan di perkebunan-perkebunan besar milik negara, namun kopi juga menjadi tanaman perkebunan rakyat, sehingga konsumsi kopi sesungguhnya sangat berimbas langsung pada kesejahteraan para petani.

Pada jaman Hindia Belanda, kopi pernah diusahakan menjadi tanaman perkebunan di wilayah Gunungkidul. Entah karena apa, tanaman perkebunan tersebut serasa hilang tak berbekas. Tidak banyak informasi dapat digali tentang keberadaan tanaman kopi di wilayah ini, kecuali dari sebuah foto dengan narasi terbatas dalam arsip KITLV dan Universitas Leiden Belanda.

Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang, sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian.

Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.

Kopi hanya dapat menghasilkan dengan baik apabila ditanam pada tanah yang sesuai, yaitu tanah dengan kedalaman efektif yang cukup dalam (> 100 cm), gembur, berdrainase baik, serta cukup tersedia air, unsur hara terutama kalium (K), harus cukup tersedia bahan organik.

Klasifikasi Kopi

Upaya mengklasifikasikan tanaman kopi sudah dimulai sejak tahun 1623 oleh Caspar Bauhin, seorang botanis asal Swiss. Kemudian dirumuskan secara lebih komprehensif oleh Carl Linneus dalam karyanya “Species Plantarum” pada tahun 1753. Tanaman kopi yang dikenal saat itu dimasukkan dalam genus Coffea dengan nama spesies Coffea arabica.

Kopi arabika merupakan jenis tanaman kopi yang pertama kali dibudidayakan. Asal tanaman ini dari dataran tinggi Etiopia. Kemudian dibawa dan dikembangkan bangsa Arab di Yaman. Di abad ke-17 orang-orang Eropa membawanya ke Jawa dan Brasil. Hingga akhirnya menyebar ke berbagai belahan dunia.

Kopi robusta baru ditemukan pada tahun 1898 di Kongo oleh Emil Laurent, seorang pedagang asal Perancis. Selain di Kongo tanaman ini diperkirakan ada juga di daerah Sudan, Liberia dan Uganda. Awalnya tanaman ini disebut sebagai spesies Coffea laurentii sesuai dengan nama penemunya. Belakangan berdasarkan penamaan ilmiah terkini disebut sebagai Coffea canephora var. Robusta.

Tidak ada catatan pasti kapan dan siapa yang menemukan kopi liberika. Tanaman ini ditemukan pertama kali di daerah Liberia. Selain di Liberia diketahui juga tumbuh di hutan-hutan Burkina Faso, Pantai Gading, Gabon, Gambia, Gana, Maurtania, Nigeria, Uganda, Kamerun hingga Angola. Nama ilmiah untuk kopi liberika adalah Coffea liberica var. Liberika.

Kopi excelsa ditemukan pada tahun 1905 oleh August Chevalier, seorang botanis asal Perancis. Awalnya jenis kopi ini dinamakan Coffea excelsa, namun belakangan digolongkan sebagai salah satu varietas liberika dengan nama Coffea liberica var. Dewevrei.

Tanaman kopi di lereng Gunung Merapi, Desa Selo, Boyolali. Foto: Titiktemu.id

Dewasa ini hanya ada 3 jenis kopi yang dibudidayakan untuk tujuan komersial. Pertama, Coffea arabica dikenal dengan nama arabika. Kedua, Coffea canephora dikenal dengan nama robusta. Ketiga, Coffea liberica yang memiliki dua varietas yakni Coffea liberica var. Liberica diperdagangkan dengan nama liberika dan Coffea liberica var. Dewevrei yang diperdagangkan dengan nama excelsa.

Jenis-Jenis Kopi

Di bagian berikut ini dipaparkan jenis-jenis kopi yang populer dibudidayakan.

Coffea arabica

Pohon kopi arabika berbentuk perdu, namun bila tidak dipangkas ketinggiannya bisa mencapai 6 meter. Tanaman ini bisa ditanam di bawah naungan pohon peneduh ataupun lahan terbuka. Pohon kopi arabika memiliki perkaran yang dalam, bisa ditanam secara tumpang sari dengan tanaman kayu atau tanaman lainnya.

Daun kopi arabika berukuran relatif kecil dibanding jenis kopi lainnya, panjangnya 10-15 cm dan lebarnya 4-6 cm. Tanaman bisa menyerbuk sendiri, proses penyerbukan bisa terjadi diantara bungan yang terdapat dalam satu pohon. Lamanya perkembangan buah sejak berbunga hingga siap panen berkisar 7-9 bulan. Buahnya berwarna merah ketika matang dan mudah rontok.

Tanaman kopi arabika hanya tumbuh dengan baik bila dibudidayakan di atas ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut. Idealnya ditanaam pada ketinggian 1.200-1.950 meter. Suhu harian rata-rata yang dibutuhkan tanaman kopi arabika berkisar 15-24°C dengan curah hujan 1.200-2.200 mm per tahun.

Coffea canephora var. Robusta

Pohon kopi robusta bisa tumbuh hingga 12 meter bila tidak dipangkas. Tanaman ini memiliki sistem perakaran yang dangkal sehingga membutuhkan tanah yang subur. Daun kopi robusta cukup besar dengan panjang sekitar 20-35 cm dan lebar 8-15 cm.

Tanaman kopi robusta melakukan penyerbukan silang. Ukuran buahnya lebih kecil dibanding arabika. Diameternya berkisar dari 16-18 mm. Waktu yang diperlukan mulai dari berbunga hingga buah siap panen sekitar 9-11 bulan. Buah yang telah matang tetap kuat menempel pada tangkainya.

Jenis robusta bisa tumbuh dengan baik di dataran yang lebih rendah dibanding arabika, sekitar 250-1.500 meter dari permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan suhu rata-rata yang lebih hangat, sekitar 18-36°C dengan curah hujan 2.200-3.000 mm per tahun.

Coffea liberica var. Liberica

Pohon kopi liberika memiliki ukuran yang cukup besar, bila tidak dipangkas tingginya bisa mencapai 18 meter. Ukuran buah kopi liberika paling besar diantara kopi budidaya lainnya dengan diameter sekitar 18-30 mm. Hanya saja rasio berat kering terhadap berat buah segarnya sangat rendah.

Tanaman kopi liberika bisa hidup dengan baik pada ketinggian kurang dari 700 meter. Bahkan ada tipe kopi liberika yang tahan ditanam di lingkungan tanah yang memiliki tingkat keasaman tinggi seperti lahan gambut.

Coffea liberica var. Dewevrei

Pohon kopi excelsa memiliki sifat-sifat yang sangat mirip dengan liberika. Tidak banyak catatan mengenai karakter jenis kopi ini. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah pada rentang ketinggian 0-700 meter dari permukaan laut. Seperti liberika, kopi excelsa dibudidayakan secara terbatas.

Sebaran Budidaya

Habitat untuk budidaya tanaman kopi terletak di antara 20° garis Lintang Utara dan Lintang Selatan. Perkebunan kopi yang terletak di area tersebut terbentang mulai dari Amerika Selatan, Amerika Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, hingga Afrika.

Kopi arabika banyak ditanam di Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan di sisi Barat Afrika. Sedangkan kopi robusta banyak ditanam di Asia Tenggara, sisi Timur Afrika dan Madagaskar.

Sebaran tanaman kopi di dunia. Foto: Jurnalbumi.

Selain itu terdapat juga perkebunan kopi di luar garis lintang 20°, meskipun jumlahnya tidak banyak. Salah satunya di dataran tinggi Yunan, Cina. Namun belum ada catatan lebih rinci mengenai profilnya.

(Andriyani)

***

Sumber:

  • Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Balitbangtan, Kementan.
  • Jurnal Bumi
  • KITLV-Media.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar