Lihat Karya SLBN 2 Playen Ini, Ada Mebelair, Batik, Olahan Makanan Hingga Mainan

oleh -5091 Dilihat
oleh
Slb n 2 playen
Siswa SLBN 2 Playen praktek bikin keset. (KH/ Kandar)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Ada yang berbeda di SLBN 2 Playen, Gunungkidul pada Rabu, (21/6/2023) pagi. Di aula terbuka terdapat pentas seni. Sementara di bagian depan di samping pintu masuk ada stand yang memajang aneka produk karya siswa.

Wantini, Kepala SLBN 2 Playen mengatakan, pememtasan seni dan pameran produk tersebut merupakan dua kegiatan yang menjadi rangkaian utama Gelar Karya Siswa.

Gelar Karya tersebut merupakan agenda yang terjadwal setahun sekali. Wali murid dan beberapa pihak diundang untuk menyaksikan.

Pada pementasan seni, meski dengan berbagai keterbatasan, siswa SLB penuh percaya diri tampil di atas panggung. Mereka pentas menyanyi, menari, baca puisi hingga membeber upacara adat dan tradisi.

Dari pementasan satu ke pememtasan berikutnya, wali murid dan tamu undangan memberi tepuk tangan memgapresiasi.

“Ini merupakan kegiatan Gelar Karya, bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Gelar Karya juga implementasi dari Kurikulum Merdeka,” kata Wantini.

Dia mengungkapkan, fokus pembelajaran di SLBN 2 Playen mendidik dan membekali siswa agar mandiri. Peserta didik saat kembali ke masyarakat kelak mampu bersaing di dunia kerja atau berani menggeluti bidang kewirausahaan.

“Siswa kami bekali kemampuan memproduksi kerajinan. Mereka kami latih sesuai bakat dan minatnya. Ada yang bikin mebelair, keset, batik, pakaian, hasil pertanian, peternakan dan lain-lain,” ungkap dia.

Hasil karya berupa olahan makanan juga dibuat siswa yang masuk ke bidang tata boga. Seperti produk kerecek, rengginang, serta aneka keripik.

Program kewirausahaan lebih banyak diberikan. Tujuannya, manakala kelak peluang mereka untuk bekerja di badan usaha minim, tetap mampu mandiri dengan usahanya masing-masing.

Guru Ketrampilan SLBN2 Playen, Kardianto menambahkan, tidak mudah mengajak siswa SLB berminat pada bidang usaha tertentu.

Slbn 2 playen
Produk mebelair karya siswa SLBN 2 Playen. (KH/ Kandar)

“Prosesnya panjang, mulanya kami stimulus agar suka terhadap bidang tertentu. Baru kemudian kami latih perlahan-lahan,” tuturnya.

SLBN 2 Playen pun telah memiliki ruang workshop yang didukung berbagai peralatan. Seperi peralatan mebelair, menjahit, membuat batik dan aneka kerajinan lainnya. Sekolah juga punya lahan untuk praktek budidaya tanaman dan perikanan.

Pemberian materi kewirausahaan, sambungnya, diberikan saat siswa masuk jenjang SMP hingga SMA. SLBN 2 Playen sejauh ini memang telah memiliki kelas dari jenjang TK hingga SMA. Sekolah saat ini diisi 80-an siswa serta didukung 15 guru pendamping dan 8 Tata Usaha (TU). Tak hanya itu, asrama bagi siswa yang menghendaki tinggal di sini juga disediakan.

“Kami berusaha agar kelak siswa mandiri secara ekonomi,” imbuh Kardianto.

Slbn 2 playen
Siswa SLBN 2 Playen sedang pentas menari tarian daerah. (KH/ Kandar)

Saat ini, produk hasil praktek membuat produk yang dilakukan siswa juga laku di pasaran. Beberapa pesanan juga telah diterima.

“Kami senantiasa berusaha memenuhi visi sekolah, yakni berkarakter, unggul dan mandiri,” beber Kardianto.

Pengawas Dikpora DIY, Tunjinah menilai pelaksanaan pembelajaran dan praktek kewirausahaan di SLBN2 Playen berjalan dengan baik.

Dia berharap lulusan nanti mampu menciptakan lapangan usaha sendiri usai lulus dan kembali di tengah masyarakat.

“Kalau kompetisi dengan masyarakat umum di dunia kerja peluangnya kecil, nanti justru bisa kolaborasi dengan orang tua. Kerjasama dengan keluarga lebih disarankan daripada dengan pihak lain. Pertimbangannya tuntutan pihak lain berisiko memberatkan,” tukasnya. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar