SAPTOSARI, kabarhandayani.– Meski Hari Raya Idul Fitri belum begitu dekat, namun suasana penyambutan hari besar tersebut sudah mulai nampak di pasar tradisional di Desa Ngloro, Saptosari pada Minggu (06/07/2014) bertepatan dengan hari pasaran Legi.
Hari pasaran Legi merupakan hari utama Pasar Ngloro beroperasi, hari paling ramai di antara empat hari pasaran yang lain. Kebiasaan yang hampir selalu terjadi di mana pada hari besar umat Islam memakai busana baru, anak-anak hingga dewasa nyaris tak ada yang ketinggalan.
Seperti di pasar tradisional yang lain, Pasar Ngloro menyajikan dagangan baik sembako, pakaian, juga kebutuhan masyarakat sekitar seperti aneka sayur, sabun dan peralatan dapur. Pedagang tidak hanya datang dari seputar Gunungkidul saja, melainkan ada yang dari Imogiri, Bantul.
Dedy Setyoko Nugroho, salah satu penjual pakaian menuturkan, dibanding hari pasaran sebelumnya, hari ini sudah nampak mulai ramai pertanda warga mulai berbelanja kebutuhan lebaran. “Ada peningkatan pengunjung hari ini, meski hanya sebentar, dari pukul 05.30 WIB kemudian pukul 08.30 sudah mulai sepi,” ujarnya.
Hukum pasar berlaku, ketika permintaan meningkat harga akan naik, Dedy menyampaikan ada beberapa jenis pakaian yang mengalami kenaikan pada saat ia menawarkan kepada calon pembeli, kenaikan harga berkisar antara Rp 10.000,00 hingga Rp 15.000,00.
“Gamis anak-anak, celana jeans, baju koko, serta pakaian hijab wanita harganya naik, mengikuti kulakan tentunya,” tandasnya.
Sementara Paryadi selaku mandor pasar menuturkan, Pasar Ngloro kali ini menemui Ramadhan yang ke-2, sejak dibuka pada akhir Tahun 2012 silam, hingga saat ini ada perkembangan jumlah pedagang dan pengunjung. “Baru beroperasi dua tahun, perkembangannya cukup lumayan,” ungkapnya. (Kandar/Hfs)