WONOSARI, kabarahandayani.– Sebanyak 25 pemuda dari lima kelompok karang taruna desa mengikuti pembelajaran kriya “Natural Handycraft” yang digelar oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) mulai 26-28 Agustus 2014.
Kepala KPAD Gunungkidul Sugiyanto mengatakan, program pembelajaran ini digelar dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan praktis yang nantinya diharapkan dapat memacu jiwa kewirausahaan pemuda.
“Pembelajaran diberikan kepada pemuda yang berusia 16 hingga 30 tahun. Kita memberikan pembelajaran membuat product natural handycraf yang merupakan hasil kreativitas dari pemanfaatan daun-daun yang diolah dan dikeringkan dengan proses tertentu,” katanya, Selasa (26/8/2014).
Para peserta merupakan pemuda perwakilan dari Karang Taruna Desa Logandeng Playen, Desa Kemadang Tanjungsari, Desa Tepus Tepus, Desa Bejiharjo Karangmojo, dan Desa Paliyan Kecamatan Paliyan.
“Tujuannya tidak lain adalah untuk menghindarkan para pemuda dari kegiatan negatif. Kami berharap kepada para pemuda yang mengikuti pelatihan nantinya dapat mengembangkan ilmu yang mereka dapat,” imbuh Sugiyanto.
Sugiyanto menambahkan, kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan peran perpustakaan sebagai pusat pembelajaran masyarakat melalui pembelajaran yang aplikatif, dengan bersumber dari buku-buku, referensi dan informasi.
Aris Suwondo salah satu pengrajin yang bertindak sebagai fasilitator pembelajaran mengungkapkan, peserta diajarkan membujat produk kerajian tangan berupa tempat tisu, tempat permen, dan pigura. Seluruh produk tersebut akan dibuat memanfaatan daun-daunan kering yang didapat dari alam dipadu dengan pemanfaatan daur ulang karton.
“Kita ajarkan kepada peserta membuat kerajian tangan bermodal sedikit tetapi memiliki nilai jual yang tinggi, dan mereka sangat antusias,” ungkapnya.
Wahyu Untoro yang merupakan salah satu peserta dari Kecamatan Tepus mengatakan tertarik menjajal usaha yang terbilang bisnis baru ini. “Peluangnnya terbuka lebar, apalagi daerah kita berdekatan dengan pantai, hasil kerajinan nantinya akan kita jual kesana (pantai),”ujarnya di sela pelatihan.
Dengan pembelajaran ini diharapakan remaja dan karang taruna dapat memanfaatkan potensi sumberdaya alam berupa daun-daunan, tanaman yang belum termanfaatkan menjadi barang-barang asesoris yang menarik sehingga ekonomi produktif dapat dikembangkan dalam rangka pemberdayaan remaja/karang taruna. (Juju/Hfs)
Kepala KPAD Gunungkidul Sugiyanto mengatakan, program pembelajaran ini digelar dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan praktis yang nantinya diharapkan dapat memacu jiwa kewirausahaan pemuda.
“Pembelajaran diberikan kepada pemuda yang berusia 16 hingga 30 tahun. Kita memberikan pembelajaran membuat product natural handycraf yang merupakan hasil kreativitas dari pemanfaatan daun-daun yang diolah dan dikeringkan dengan proses tertentu,” katanya, Selasa (26/8/2014).
Para peserta merupakan pemuda perwakilan dari Karang Taruna Desa Logandeng Playen, Desa Kemadang Tanjungsari, Desa Tepus Tepus, Desa Bejiharjo Karangmojo, dan Desa Paliyan Kecamatan Paliyan.
“Tujuannya tidak lain adalah untuk menghindarkan para pemuda dari kegiatan negatif. Kami berharap kepada para pemuda yang mengikuti pelatihan nantinya dapat mengembangkan ilmu yang mereka dapat,” imbuh Sugiyanto.
Sugiyanto menambahkan, kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan peran perpustakaan sebagai pusat pembelajaran masyarakat melalui pembelajaran yang aplikatif, dengan bersumber dari buku-buku, referensi dan informasi.
Aris Suwondo salah satu pengrajin yang bertindak sebagai fasilitator pembelajaran mengungkapkan, peserta diajarkan membujat produk kerajian tangan berupa tempat tisu, tempat permen, dan pigura. Seluruh produk tersebut akan dibuat memanfaatan daun-daunan kering yang didapat dari alam dipadu dengan pemanfaatan daur ulang karton.
“Kita ajarkan kepada peserta membuat kerajian tangan bermodal sedikit tetapi memiliki nilai jual yang tinggi, dan mereka sangat antusias,” ungkapnya.
Wahyu Untoro yang merupakan salah satu peserta dari Kecamatan Tepus mengatakan tertarik menjajal usaha yang terbilang bisnis baru ini. “Peluangnnya terbuka lebar, apalagi daerah kita berdekatan dengan pantai, hasil kerajinan nantinya akan kita jual kesana (pantai),”ujarnya di sela pelatihan.
Dengan pembelajaran ini diharapakan remaja dan karang taruna dapat memanfaatkan potensi sumberdaya alam berupa daun-daunan, tanaman yang belum termanfaatkan menjadi barang-barang asesoris yang menarik sehingga ekonomi produktif dapat dikembangkan dalam rangka pemberdayaan remaja/karang taruna. (Juju/Hfs)