Berikut Agenda Gebyar Desa Gading

oleh -
oleh
iklan dprd
PLAYEN, kabarhandayani.– Gebyar Desa Gading Kecamatan Playen akan digelar pada Selasa (26/8/2014) hingga Minggu (31/8/2014) di beberapa tempat di Desa Gading. Gebyar Desa Gading ini digelar dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-69 sekaligus sebagai acara Bersih Dusun atau rasulan yang digelar oleh 4 padukuhan yakni Padukuhan Gading 1, Gading 2, Gading 3 dan Gading 4.
“Dalam acara ini, pertama kalinya digelar pameran pembangunan hasil kreativitas masyarakat yang berupa usaha kecil atau pengolahan makanan khas Gunungkidul berbahan dasar ketela. Semuanya bertujuan untuk menggali potensi yang ada di Desa Gading,” jelas Sukarjo, Panitia Gebyar Desa Gading pada Selasa (26/8/2014).
Lanjut Sukarjo, pembukaan pemeran pembangunan dimeriahkan oleh Jathilan Kudho Manunggal yang pentas di Balai Desa Gading pada pukul 13.00 WIB, Selasa (26/8/2014). Pameran pembangunan akan berlangsung hingga Rabu (27/8/2014). Selanjutnya, pada pukul 19.000 WIB akan dipentaskan musik angklung “Gading Nada” di Balai Desa Gading.
Pada Kamis (28/8/2014) pukul 19.00 WIB akan digelar pengajian akbar yang bertempat di Balai Desa Gading. Pada Jumat (29/8/2014) pukul 19.00 WIB  digelar acara musik dangdut di Padukuhan Gading 3, tepatnya di utara SPBU Gading.
Puncak acara Gebyar Desa Gading akan dimeriahkan dengan kirab budaya yang digelar pada Sabtu (30/8/2014) pukul 13.00 WIB, dengan start di Balai Desa Gading. Seluruh padukuhan yang ada di Desa Gading akan turut serta dalam acara kirab tersebut. Kemudian, malam harinya pada pukul 19.00 WIB akan digelar Seni Guyon Maton dengan bintang tamu seniman-seniman Gunungkidul di Padukuhan Gading 4.
Pada Minggu (31/8/2014) pukul 10.00 WIB akan digelar kesenian Jathilan Kudho Manunggal dan ditutup dengan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Marno Purbo Carito pada pukul 20.00 WIB yang bertempat di Padukuhan Gading 4.
“Bersih desa tepat dilaksanakan pada Minggu Pahing dan setiap tahunnya muter antar padukuhan. Acara bersih desa sendiri digelar untuk menyempurnakan sedekah. Selain itu, ada nilai budaya untuk terus dipertahankan sebagai pengikat dan mempererat kesatuan tanpa mencampuradukkan dengan agama,” pungkasnya. (Mutiya/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar