Kecamatan Tanjungsari Selenggarakan Sarasehan Kesehatan Jiwa

oleh -4776 Dilihat
oleh
Wakil Bupati, Immawan Wahyudi menyampaikan sambutan pada kegiatan Sarasehan Kesehatan Jiwa dan Penanggulangan Bunuh Diri. KH/ Kandar.
Wakil Bupati, Immawan Wahyudi menyampaikan sambutan pada kegiatan Sarasehan Kesehatan Jiwa dan Penanggulangan Bunuh Diri. KH/ Kandar.

TANJUNGSARI, (KH),– Bertempat di Kantor Kecamatan Tanjungsari, sarasehan tentang kesehatan jiwa masyarakat digelar, Selasa, (23/1/2018). Kegiatan sarasehan terselenggara berkat kerjasama antara Muspika kecamatan setempat dengan yayasan IMAJI (Inti Mata Jiwa).

Kegiatan yang dihadiri Wakil Bupati Gunungkidul, DR. Immawan Wahyudi, MH., diikuti oleh segenap elemen masyarakat meliputi kades, perwakilan KUA, Puskesmas, Polsek, Koramil, karangtaruna dan tokoh masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut Immawan mengatakan, aspek religius dan sosial memiliki peran penting terhadap kesehatan baik fisik dan jiwa seseorang. Menurutnya orang yang beragama dengan sungguh-sunggguh dan berperan aktif di masyarakat kondisi kejiwaannya cenderung semakin baik.

Dalam kesempatan yang sama, pemateri dari IMAJI, Jaka Yanu Widiasta menandaskan, menyegerakan pengenalan kesehatan jiwa kepada masyarakat merupakan upaya nyata dalam penanganan tingginya angka peristiwa bunuh diri.

Pintu utama penanggulangan bunuh diri dengan pendekatan kesehatan jiwa menjadi hal paling relevan atas dasar fakta di lapangan. Hal tersebut diperkuat dengan adanya berbagai literatur dari lembaga atau badan terkait dalam skala internasional.

“Depresi menjadi faktor utama peristiwa bunuh diri dari tahun ke tahun di Gunungkidul. Sementara depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan jiwa,” tandasnya.

Dalam paparannya, masyarakat perlu mengetahui 3 hal dalam upaya mencegah bunuh diri, yakni faktor resiko, faktor pencetus dan faktor pelindung. Faktor resiko terdiri dari dua faktor, yakni faktor biologis dan faktor psikologis.

Psikiater RSUD Wonosari, dr. Ida Rochmawati SPK (J) dalam pemaparan materi. KH/Kandar.

“Faktor biologis berupa genetik, perubahan neurotransmitter, perubahan struktural otak, penyakit atau kelemahan fisik. Untuk faktor psikologis berupa tipe kepribadian (dependen, perfeksionis, dan introvert),” ulasnya.

Sambung dia, faktor pencetus seseorang dapat melakukan tindakan bunuh diri yakni adanya peristiwa kehidupan yang berat seperti berduka, perpisahan, kehilangan orang yang dicintai, kesulitan ekonomi dan perubahan situasi secara drastis, atau juga adanya stres kronis karena adanya disfungsi kehidupan berkeluarga.

Lantas beberapa hal yang dapat menjadi faktor pelindung seseorang dari tindakan bunuh diri diantaranya adanya dukungan sosial berupa kekerabatan dan dukungan religius. Mekanisme coping yang sehat yakni mudah beradaptasi dengan lingkungan dan kepribadian yang matang.

“Faktor pelindung lain yakni berupa gizi seimbang dan olahraga dan pola hidup yang teratur,” terang Jaka lagi.

Sementara itu, Camat Tanjungsari, Rakhmadian Wijayanto berniat akan melakukan tindak lanjut dengan melaksanakan kegiatan edukasi dan peningkatan kesehatan jiwa tersebut di tiap desa di Kecamatan Tanjungsari.

“Kedepan akan kami koordinasikan dengan lima desa di Tanjungsari agar kegiatan serupa dapat terselenggara di masing-masing desa,” jelas Rakhmadian.

Pihaknya menilai, Kecamatan Tanjungsari merupakan daerah tujuan wisata terkemuka di Gunungkidul. Karenanya di wilayahnya permasalahan atau konflik sosial rentan terjadi di masyarakat sehingga perlu dan penting adanya pemahaman kesehatan jiwa bagi masyarakat secara mendalam. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar