Kebun Buah Desa Natah Sajikan Wisata Alam di Ketinggian 760 Mdpl

oleh -5073 Dilihat
oleh

NGLIPAR, (KH) — Program Penanganan Lahan Kritis Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) di Desa Natah dan Pilangrejo, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul saat ini dalam masa penanaman.

 

Disampaikan oleh Eko Sujatma, anggota kelompok tani Sumilir (kelompok pengelola kebun buah Desa Natah), masyarakat Dusun Pringombo mempersiapkan 5 hektare lahan siap ditanami bibit buah, memakan waktu 2 bulan.

 

“Dulu Bukit Sumilir merupakan semak-semak tanpa ada terassiring. Berkat kekompakan warga Pringombo semak tersebut akhirnya dibabat, dibuat terassiring, lalu dibuat lubang tanam, dan saat ini siap ditanami seperti ini.”, tutur Eko.

 

Di lahan tersebut rencananya akan ditanami empat macam bibit buah meliputi 200 batang durian, 100 batang kelengkeng, 100 batang manggis, dan 400 batang sirsak. Masyarakat bertanggungjawap untuk memelihara 800 batang tanaman buah tersebut dengan harapan agar kelak bisa meningkatkan kesejahteraan.

 

Dalam kegiatan penanaman perdana yang dimulai pukul 09.00 tersebut, secara simbolis turut menanam yakni Kepala BAPPEDA Gunungkidul, Camat Nglipar beserta Muspika, dan Kepala Desa Natah. Dalam acara seremonial yang digelar di gardu kebun, masing-masing tamu kehormatan tersebut menyampaikan sambutannya.

 

Wahyudi, Kepala Desa Natah menyatakan, bahwa masyarakat sangat kompak dalam setiap kegiatan. Ada kendala yang muncul ketuka musim kemarau tiba. “Kendala yang kami hadapi ketika musim kemarau, adalah masalah penyiraman tanaman. Biarpun sudah ada pompa air portabel, namun belum bisa mengangkat air hingga ke puncak Sumilir. Oleh karena itu kami berharap ada solusi dari pemerintah berupa pembuatan sumur bor.”, jelas Wahyudi.

 

Atas nama Camat Nglipar, Sukadi, Kepala seksi pemberdayaan masyarakat desa (PMD) menyampaikan himbauannya kepada masyarakat. “Tanah di bukit Sumilir ini masih subur, kalau bisa jangan pergunakan pupuk kimia, pergunakan pupuk kandang saja agar tanah tetap gembur dan tidak mengalami ketergantungan terhadap pupuk kimia.”, jelas Sukadi.

 

Mewakili Kepala BAPPEDA, Sri Suhartanta, sekretaris  yang ditugaskan untuk menghadiri dan melakukan penanaman perdana secara simbolis di lahan tersebut, menyampaikan beberapa pesan kepada masyarakat. “Dengan Ketinggian 760 Mdpl, lokasi ini memiliki pemandangan alam yang eksotis. Ini bisa dikembangkan menjadi tempat rekreasi. Selain itu, dengan adanya petilasan yang nantinya bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk wisata spiritual.”, jelas Suhartanta.

 

Beliau juga berpesan kepada masyarakat bahwa tanaman buah merupakan tanaman untuk jangka panjang, keberhasilan nantinya sangat ditentukan oleh pemeliharaan yang dilakukan oleh masyarakat.

 

“Dari laporan kegiatan yang kami sampaikan, Dirjen Bangda di Kemendagri sangat terkesima dan secepatnya akan hadir untuk membuktikan sendiri.”, imbuh  Suhartanta.

 

Diakhir sambutannya, BAPPEDA berpesan kepada masyarakat, agar meningkatkan kegiatan dan pertemuan-pertemuan dengan sekali tempo mengundang Dinas terkait untuk membangun sektor ekonomi produktif, pertanian, kebudayaan, dan sebagainya.

 

Acara yang berlangsung hingga tengah hari tersebut juga menghadirkan perwakilan dari Kelompok Tani Gunung Jaya dari Pilangrejo untuk berdiskusi dan sekaligus study banding. (Bill_S/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar