Mengenai kapan pembelajaran akan dimulai, Indah menuturkan, pihaknya terlebih dahulu akan bermusyawarah kembali bersama komite, Dinas Pendidikan dan juga yayasan. Apabila dirasa siap, maka pembelajaran akan kembali dilaksanakan lagi.
“Kami masih mempertimbangkan kondisi psikis siswa,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gunungkidul, Aris Winata menyampaikan, para pelajar SD Muhammadiyah Bogor Playen tersebut hingga kini masih mengalami trauma. Utamanya yang berada dalam ruangan yang atap ruang kelasnya runtuh.
“Trauma healing perlu dilakukan untuk mengembalikan kondisi psikis anak-anak,” ungkapnya.
Pihaknya akan menerjunkan psikolog untuk penanganan atau tindakan trauma healing tersebut.
Panewu Playen, Agus Sumaryono mengakui sudah mendapat informasi soal rencana trauma healing itu.
“Koordinasi pelaksanaannya akan dilakukan setelah pemakaman salah satu korban yang dilakukan hari ini,” ujarnya. (Kandar)