Kasus Siswa SMP Bawa Sabit Ke Sekolah Saat Minta HP Berakhir Secara Kekeluargaan

oleh -7804 Dilihat
oleh
Bawah: siswa mendatangi sekolah membawa sabit hendak meminta HP disita. Atas: mediasi antara wali siswa dan pihak sekolah. (sumber: istimewa)

NGAWEN, (KH),– Video siswa SMP Negeri Di Gunungkidul viral di media sosial. Sebab, pelajar yang belakangan diketahui bernama GR tersebut nampak mendatangi sekolah dengan menenteng sabit. Video peristiwa yang terjadi, Jumat (6/9/2019) lalu itu beredar luas dan membuat heran serta menjadi perbincangan netizen, Rabu, (11/9/2019) pagi.

Berdasar informasi yang beredar, siswa kelas 8 di SMPN 5 Ngawen tersebut tak terima gawai miliknya disita oleh pihak sekolah. Sehingga dirinya mendatangi sekolah hendak meminta HP dengan membawa sebilah sabit sekilas meneror.

Video berdurasi sekitar setengah menit itu kemudian berakhir ketika guru mengembalikan HP dengan dilempar. GR usai mengambil HP kemudian meninggalkan sekolah.

Pihak Kepolisian setempat, Polsek Ngawen membenarkan adanya peristiwa tersebut. Namun kasusnya telah diselesaikan secara kekeluargaan. “Sudah diselesaikan secara kekeluargaan,” ujar petugas Polsek Ngawen, Agus Gunawan.

Dengan mediasi polisi, kedua belah pihak, wali siswa dan pihak sekolah bersepakat menyelesaikan kesalahpahaman secara kekeluargaan. Saat proses mediasi GR ditemani saudaranya, sebab, kedua orang tuanya merantau. GR mengaku terpancing emosi dan menyesali perbuatan tersebut.

Berdasar Surat Pernyataan yang dibuat Rabu, (11/9/2019) antara Tomo Sumito mewakili GR dan Kepala SMP 5 Ngawen, Sriyana setidaknya memuat 4 poin kesepakatan. Pertama, pihak GR sanggup meminta maaf kepada pihak sekolah, kemudian pihak sekolah bersedia memaafkan. Kedua, GR siap tunduk pada tata tertib sekolah selama menjadi siswa SMP N 5 Ngawen.

Ketiga, kedua belah pihak tidak memiliki unsur saling dendam dikemudian hari. Sementara ke empat, ke dua belah pihak sanggup tidak membuat laporan ke pihak polisi mengenai kesalahpahaman tersebut.

Adapun berdasar keterangan Kepala Sekolah SMP 5 Ngawen, Sriyana, larangan membawa HP memang tertuang dalam tata tertib sekolah. Sehingga saat GR membawa ponsel ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung pihak sekolah langsung melakukan penyitaan. Dirinya tak menyangka, respon GR justru emosi dan meneror guru dengan membawa sabit.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar