WONOSARI, (KH) — Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (Kapedal) Kabupaten Gunungkidul akan memanggil sejumlah perajin tahu. Rencananya, dengan pemanggilan tersebut, Kapedal akan melakukan pendataan sejumlah perajin tahu yang sudah masuk dalam keanggotaan koperasi. Hal ini lantaran Kapedal mendapatkan dana hibah sebesar Rp100 juta dari pusat yang sedianya akan digunakan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal.
Kepala Kapedal Kabupaten Gunungkidul, Irawan Jatmiko menerangkan, hibah tersebut baru bisa diserahkan kepada para pengusaha yang tergabung dalam koperasi, bukan sekedar kelompok atau perorangan.
“Karena saat ini limbah banyak yang (dibuang) langsung ke sungai, kita ingin mengendalikannya, agar tidak mengganggu warga sekitar mereka,” ucapnya, Kamis (03/09).
Irawan menambahkan, Pembangunan IPAL komunal ini akan dilakukan bersamaan dengan pembangunan IPAL di terminal Dhaksinarga yang saat ini sudah masuk dalam tahap perencanaan.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertambangan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Gunungkidul, Hidayat, menyebutkan, bahwa di Gunungkidul ada 67 pengusaha tahu yang tergabung dalam Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Primkopti).
Terpisah, salah seorang perajin tempe di Wonosari, Rubiyono menjelaskan, meskipun merupakan pengusaha tempe, selama ini ia membuang limbah dialirkan terlebih dahulu ke dalam bak kontrol, sebelum dibuang.
Mengenai koperasi, ia menyatakan, memang ia sempat mengetahui bahwa ada koperasi yang mewadahi mereka, yakni Primkopti. Hanya saja saat ini keberlangsungannya sudah kurang aktif atau vakum. Ia berharap, saat ini pemerintah bisa membantu mengembangkan industri kecil yang dijalani olehnya dan enam rekan lainnya di Wonosari, dari sisi apa saja yang sekiranya perlu ditingkatkan.
“Kami ini sampai mau mengajukan bantuan, tidak tahu bagaimana prosedurnya. Kalau dulu, memang sempat pemerintah memberikan bantuan,” urainya. (Maria Dwianjani)