GUNUNGKIDUL, (KH),– Saat ini banyak sekali anak-anak yang sering melupakan aspek kesantunan berbahasa ketika berinteraksi dengan orang lain. Dilansir dari situs KPAI, Retno Listyarti selaku Komisioner KPAI bidang Pendidikan mengatakan, bahwa kasus anak sebagai pelaku bullying terhadap guru kemudian divideo lalu menjadi viral meningkat drastis pada tahun 2019. Padahal, pada tahun 2018 kasus seperti ini hanya terjadi satu kali kejadian.
Melihat fenomena tersebut, kelompok PKM Universitas Negeri Yogyakarta yang terdiri dari Mahira Clarita Garinihasna (Pendidikan Bahasa Inggris), Anis Safitri (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), Dianita Astari (Pendidikan Ekonomi), dan Syaeful Anwar (Pendidikan Seni Rupa) menciptakan Buku Pop-Up kesantunan berbahasa yang dikemas dalam cerita ‘Petualangan Rio Mengenal 4 Kata Ajaib’.
Dengan bimbingan Ahmad Wahyudin, S.S., M.Hum., mereka menciptakan buku pop-up tersebut untuk anak-anak usia 2-8 tahun. Usia dimana anak memasuki usia Golden Age, masa yang tepat untuk diberikan pendidikan karakter.
“Buku pop-up ini berisi cerita petualangan Rio dan kucing manisnya, Miauw berkeliling Indonesia untuk mencari 4 kata ajaib, yaitu terima kasih, permisi, maaf, dan tolong. Menurut kami, 4 kata tersebut sudah sering diabaikan oleh anak-anak. Padahal 4 kata tersebut sangat ajaib jika diterapkan demi menjaga kebhinnekaan masyarakat kita,” ujar Mahira, Minggu, (7/7/2019).
Buku Pop-Up Petualangan Rio Mengenal 4 Kata Ajaib adalah produk Tim PKM Kewirausahaan UNY yang bernama BIKA Indonesia. Tim PKM ini berhasil mendapatkan dana dari Kemenristekdikti. Dalam pelaksanaannya, Tim BIKA Indonesia tak hanya mengedepankan keuntungan ekonomi saja, tetapi juga mengutamakan tujuan utama mereka sebagai agent of change.
“Mahasiswa adalah agen perubahan yang penuh dengan ide cemerlang. Selain bertujuan untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa 2019, kami juga ingin berkontribusi untuk membiasakan anak-anak gemar membaca. Meskipun nanti dibutuhkan peran orang dewasa untuk membacakan dan mendampingi anak-anak bermain dengan buku pop-up ini, paling tidak anak-anak sudah dikenalkan budaya literasi sejak dini,” tandas perempuan asal Gunungkidul, Anis.
Melalui buku pop-up ini, anak-anak akan dikenalkan bagaimana penggunaan kata terima kasih, permisi, maaf dan tolong sebagai ciri kesantunan berbahasa di lingkungan masyarakat. Selain itu, anak-anak juga akan melihat ilustrasi pop-up menarik yang menampilkan budaya asli Indonesia dan permainan angka-angka.
“Buku pop-up yang kami buat juga menampilkan budaya asli Indonesia. Anak-anak akan dikenalkan bentuk Rumah Hanoi dari Papua, pakaian adat dari Kalimantan, dan bentuk budaya lain. Cerita petualangan Rio dan Miauw juga dikemas unik karena memakai roket yang mampu melintasi pulau-pulau. Di perjalanan itulah mereka dikenalkan angka-angka,” tutur Dian.
Untuk menjamin kualitas buku, Tim BIKA Indonesia menggunakan bahan unggulan. Bahkan, demi menjamin konten cerita, Tim BIKA Indonesia berkonsultasi langsung dengan dosen ahli di bidang sastra anak.
“Kami menggunakan bahan kertas ivory kualitas terbaik dan full color. Sampul yang kami pilih juga hard cover. Intinya, kami ciptakan buku pop-up ini sebaik mungkin untuk generasi Indonesia,” ucap Syaiful.
Dengan penuh optimis, Tim BIKA Indonesia yakin bahwa Buku Pop-Up Petualangan Rio Mengenal 4 Kata Ajaib akan diminati masyarakat. Harga yang terjangkau, kualitas tak diragukan, dan konten cerita yang sudah divalidasi membuat buku pop-up ini layak dijadikan rekomendasi bacaan untuk anak-anak. (Kandar)