GEDANGSARI, (KH)— Sangat disayangkan, kegiatan yang sedianya untuk melatih mahasiswa menjadi tangguh, mandiri dan segenap manfaat baik lainnya, kegiatan Survival yang di adakan oleh himpunan mahasiswa Teknik Geologi dengan wadah PANGEA CRUISER ini justru mengakibatkan salah satu pesertanya meninggal dunia.
Kapolsek Gedangsari, AKP Suharyanta mengatakan, kronologi kejadian dimulai pada hari selasa (30/8/2016), sekitar pukul 16.30 WIB korban mengikuti kegiatan survival. Giat long march sekira pukul 18.00 WIB sampai di Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul.
“Korban bernama Johan dicky peserta diklat asal Medan, bersama rekannya Arhananta kecapekan, kemudian dibawa ke puskesmas Bayat Klaten. Korban kemudian di rujuk ke RSUP SOERADJI Tirtonegoro Klaten, Jawa Tengah, Satu jam kemudian meninggal dunia,” terang Suharyanta.
Menurut dr Nurul selaku dokter jaga, sambung Suharyanta, korban meninggal dunia akibat heat stroke yakni gabungan dari kecapekan, dehidrasi, dan kepanasan. Berdasar pemeriksaan tidak terdapat tanda-tanda kekerasan.
“Rekan korban, Arhananta kondisinya membaik ketika di rawat di Puskesmas Bayat Klaten,” Kata Suharyanta lagi.
Kades Mertelu, Tugiman menambahkan, beruntung Arhananta masih dapat diselamatkan, karena saat kelelahan ada perangkat desa yang mengetahuinya, sehingga dapat segera dilarikan ke Puskesmas Bayat.
Tugiman juga menyebut, ada dugaan tindakan perploncoan yang dilakukan oleh senior kepada korban. Ia sendiri prihatin dengan kejadian ini, lagi-lagi dunia pendidikan tercoreng olehnya. “Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi dunia pendidikan DIY dan kita semua,” harap dia.
Dihubungi terpisah, Kasatreskrim Polres Gunungkidul, AKP Mustijat Priyambodo SIK menyebutkan, pihak keluarga tidak bersedia dilakukan otopsi terhadap korban. “Iya memang tidak bersedia,” ujar dia singkat. (Kandar)