RONGKOP, (KH),– Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) menggelar workshop industri kreatif bagi warga Kecamatan Rongkop. Kegiatan yang menghadirkan nara sumber wirausahawan ini akan berlangsung selama tiga hari.
Koordinator IKG Kecamatan Rongkop, H. Markian mengatakan, kegiatan akan dimulai tanggal 17 hingga 20 Januari 2019 mendatang. Beberapa nara sumber merupakan pengusaha diantaranya;, Owner Tiara Design (souvenir batik val dan batu tulis), Desy Adtiarini, Ceo Sahaza food, Eni Rahma, dan Owner Kahnzaru Art, Sri Suparwati.
“Workshop ini dibiayai dari dana IKG. Kami bersama warga masyarakat Rongkop yang berada di perantauan bertekad dengan tulus menggagas Rongkop menjadi kecamatan industri kreatif,” harap Markian.
Kegiatan workshop menjadi langkah awal agar kelak masyarakat di Kecamatan Rongkop menjadi masyarakat yang maju dan berdaya saing.
Lebih jauh dikatakan, kegiatan tidak hanya akan berhenti pada tahapan seminar saja. Namun akan dilanjutkan hingga nanti digelar expo industri yang dilengkapi pagelaran seni budaya.
“Dengan sinergitas yang kuat antara warga IKG bersama Pemerintah Daerah Gunungkidul diyakini bahwa Rongkop akan menjadi lebih baik, lebih maju, mandiri dan sejahtera,” kata Markian yakin.
Senada dengan Markian, Ketua Umum IKG, Edy Sukirman, menyampaikan, IKG memiliki program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Kegiatan seminar ini merupakan salah satu program jangka pendek dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Seminar di Rongkop menjadi kegiatan awal. Akan dijadikan percontohan di 17 kecamatan berikutnya,” jelas Edi Sukirman.
Berkesempatan hadir dan membuka seminar, Bupati Badingah, mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar IKG yang telah berupaya memberdayakan masyarakat Rongkop. Kepedulian tersebut dinilai akan membangkitkan semangat dan kemandirian demi kemajuan masyarakat.
“Saya juga bangkit dari seorang entrepreneur. Masyarakat silahkan menekuni apa yang menjadi bakat kemudian menerapkan materi yang diajarkan pada seminar kali ini,” pinta Badingah.
Pihaknya mengaku akan memantau bagaimana tindak lanjut usai seminar digelar. Bupati menegaskan bahwa pengetahuan seminar kewirausahaan harus benar-benar diaplikasikan.
“Pak kades tanah kas desa yang berada di tempat strategis tidak perlu dijual atau disewakan. Lebih baik digunakan untuk tempat menjual produk-produk buatan warga,” himbau Badingah. (Kandar)