Hutan Rakyat Jadi Lahan Pertanian yang Subur

oleh -1565 Dilihat
oleh
Ladang di antara pohonan jati. Foto : Maryanto.
Ladang di antara pohonan jati. Foto : Maryanto.
Ladang di antara pohonan jati. Foto : Maryanto.

WONOSARI, (KH) — Hutan yang dipenuhi pohon jati, masih bisa menghasilkan berbagai hasil pertanian, bila dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Beberapa lokasi di Gunungkidul hutan rakyat yang diolah oleh warga setempat, membuahkan hasil pertanian yang cukup baik di antaranya terdapat di Kecamatan Semanu, Paliyan, dan Wonosari.

Lahan untuk bercocok tanam yang baik pada umumnya membutuhkan cahaya matahari yang cukup, agar proses fotosintesis tanaman berjalan normal. Rindangnya pepohonan besar seperti pohon jati di beberapa lokasi hutan masih bisa memberikan kesuburan tanaman pertanian yang tumbuh di bawahnya.

Seperti hutan rakyat di Desa Mulo. Di lokasi hutan ini tanaman pertanian tumbuh subur dengan penggarapan lahan yang baik. Begitu juga di hutan rakyat Desa Pacarejo, hutan ini juga memberikan penghasilan bagi petani yang menggarapnya, meski tingkat kesuburannya tak sebaik di hutan Desa Mulo.

Kedua lokasi hutan ini masih masuk dalam wilayah Bagian Daerah Hutan (BDH) Paliyan, dan masuk dalam Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Mulo. Pantauan KH, berbagai tanaman seperti padi, jagung, dan rumput kolonjono terlihat menghijau, terutama di lokasi hutan Desa Mulo yang berbatasan dengan Desa Wunung.

Suparno, seorang penggarap tanah di hutan ini mengemukakan, dirinya telah belasan tahun menggarap lahan. Ia mengaku, meski tak sebagus di tegalan miliknya, hasil pertanian di lahan hutan yang ia garap dirasakan cukup memuaskan.

“Kalau dilihat dari keadaan daun jati yang begitu lebat, hasil pertanian dari hutan ini cukup memuaskan. Dari pada tidak menghasilkan apa-apa, kan masih beruntung kami bisa panen dengan keterbatasan lahan yang seperti ini,” ucapnya, Selasa (13/1/15).

Pohon jati yang tumbuh di hutan ini telah cukup tinggi dan besar. Kerindangan pohonnya juga hampir menutup tanah di bawahnya.

“Semakin lama memang semakin rindang daun jatinya, hingga akhirnya juga mempengaruhi kesuburan tanaman,” lanjutnya.

Berdasarkan papan nama yang tertera, pohon jati di lokasi hutan itu merupakan pohon yang ditanam sejak tahun 2007. Dari papan nama itu juga menginformasikan ribuan pohon jati itu ditanam melalui proyek Pembuatan Tanaman Reboisasi. (Maryanto/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar