GUNUNGKIDUL, (KH),– Puncak kemarau terjadi bulan Agustus ini, demikian disampaikan Kepala Bidang Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Raharjo Yuwono, Kamis, (15/6/2019).
Prakiraan cuaca tersebut merupakan informasi sebagaimana diperoleh saat mengikuti Fokus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Bank Indonesia bersama BMKG mengenai dampak kekeringan di Yogyakarta belum lama ini.
“Normalnya, awal musim hujan di Gunungkidul dimulai minggu ke-3 bulan Oktober sampai dengan Awal November,” terang dia.
Hujan akan dimulai dari wilayah utara kemudian disusul wilayah selatan. Untuk wilayah yang diprediksi akan terjadi turun hujan pada minggu ke-3 bulan Oktober diantaranya Kecamatan Playen, Patuk, Nglipar, Ngawen, Semin, Karangmojo, Ponjong, dan sebagian Wonosari.
Sementara beberapa wilayah kecamatan yang diprediksi terjadi hujan pada awal November mencakup Panggang, Paliyan, Saptosari, Semanu, Tepus dan Rongkop serta sebagian Ponjong.
Ditambahkan, jika hujan mundur dari prediksi awal, maka kemungkinan mundur antara satu hingga dua Dasarian. “Tahun 2020 iklim normal tidak ada el nino sehingga memungkinkan kemarau normal,” imbuh Raharjo.
Sementara itu, Kepala DPP Gunungkidul, Ir. Bambang Wisnu Broto meminta petani petani tetap mengikuti petunjuk dan arahan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sehingga tidak terjadi gagal tanam.
“Kami berharap ketersediaan sarana prasarana pertanian seperti benih dan pupuk bisa didapat petani sebelum tiba musim hujan sehingga ketika hujan datang di bulan November segala sesuatunya telah siap,” tukas Bambang. (Kandar)