WONOSARI, (KH),– Pada musim kamarau, pertanian sektor hortikultura di Kabupaten Gunungkidul menghasilkan panenan yang cukup menggembirakan.
Dari ubinan yang dilakukan, hasil panen bawang merah di Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari mencapai 19, 43 ton per hektar umbi basah. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto pada kegiatan panen raya bawang merah di Karangrejek, Jum’at, (10/8/2018).
“Jika telah menjadi umbi kering berat hasilnya berkisar 13,60 ton per hektar. Sekarang harganya antara Rp. 22 hingga 24 ribu per kilogram,” ujarnya.
Menurutnya, dengan jumlah hasil panen dan kondisi harga bawang merah yang cukup baik membuat keuntungan petani sangat membanggakan.
“Ada lahan panenan seluas 3.000 meter persegi ditawar Rp. 25 juta tetapi tidak dilepas. Petani minta Rp. 30 juta. Benar-benar cukup bagus hasilnya,” tandas Bambang.
Sebagaimana himbauan bupati Gunungkidul, Badingah, yang menginstruksikan agar harga bawang tidak anjlok saat petani panen, Bambang mengaku akan melakukan pemantauan atau monitoring di pasar. Meski sebenarnya petani juga mau tidak mau mengikuti harga pasar.
“Akan kami monitoring. Jika harga sedang tidak baik harapannya petani bisa menahan untuk tidak menjual terlebih dahulu. Tetapi saat ini harganya sangat baik,” terang Bambang.
Dijelaskan, untuk tahun 2018 ini Gunungkidul mendapat alokasi program dari pemerintah pusat berupa program Upaya Khusus Bawang Merah Dan Cabe (UPSUS BABE). Diberikan bibit bawang untuk lahan seluas 60 hektar yang tersebar di 58 kelompok tani. Untuk cabe rawit keriting seluas 75 hektar tersebar di 66 kelompok tani.
Senada dengan Bambang, Bupati Gunungkidul, Badingah saat mengikuti kegiatan panen raya meminta kepada semua kelompok tani untuk tidak terburu-buru menjual hasil panen bawang merah. Jika perlu petani melakukan survey harga di pasar di Wonosari dan di sekitarnya.
“Jika harga di pedagang cukup baik maka jual langsung saja kepada pedagang. Sebaiknya jangan jual ke tengkulak,” himbau bupati.
Dirinya berharap petani dapat menjual bawang merah dengan harga maksimal. Jangan sampai harga bawang anjlok saat panen seperti sekarang ini.
“Mohon dinas terkait benar-benhar melakukan pemantauan harga dan mengawal petani dalam menjual hasil panen,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Dukuh Karanggumuk 1, Desa Karangrejek, Mardi mengaku bersyukur atas panenan bawang merah. Dikatakan, dalam melaksanakan program upaya khusus peningkatan produksi bawang, di Desa Karangrejek ditanam bawang merah seluas 21 hektar.
“Rinciannya 3 hektar merupakan bantuan pemerintah, sementara 18 hektar merupakan upaya swadaya,” tukasnya. (Kandar)