GUNUNGKIDUL, (KH),– Harga minyak goreng kemasan menyentuh Rp18.000 per liter. Kenaikan harganya cukup drastis dibanding harga stabil sebelumnya yang berkisar antara Rp13.000 hingga Rp14.000.
Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul, Sigit Haryanto menyampaikan, sejumlah bahan pokok (bapok) lainnya juga ikut naik pada akhir tahun ini.
“Harga telur ayam hari ini turun ke Rp32 ribu, sehari sebelumnya Rp34 ribu per kilogram (kg). Namun harga ini tetap tinggi mengingat normalnya di kisaran Rp20 ribu per kg,” ungkap Sigit.
Adapun untuk cabai rawit merah dari yang sebelumnya sempat di bawah Rp20 ribu, kini melonjak harganya menjadi Rp35 ribu per kg.
“Disperindag Gunungkidul tengah gencar melakukan operasi pasar. Sebab, harga sejumlah komoditas bapok kini stabil tinggi menjelang akhir tahun,” kata dia disela operasi pasar di komplek masjid Agung Al Ikhlas Wonosari, Selasa (28/12/2021).
Pada operasi pasar yang dilakukan bekerjasama dengan Pimpinan Daerah Aisyah (PAD) Gunungkidul tadi, warga yang memiliki kupon bisa menebus minyak goreng dengan harga Rp14 ribu per liter.
Dengan operasi pasar, pihaknya berharap harga bapok segera turun ke harha normal. Sementara untuk stok atau ketersediaan disebut aman hingga usai Tahun Baru.
Dijelaskan, kondisi harga minyak goreng di wilayah DIY, saat ini terus mengalami kenaikan yang diakibatkan oleh harga Crude Palm Oil (CPO) dunia terus mengalami kenaikan dampak dari krisis energi di berbagai belahan dunia serta produksi CPO yang tidak optimal baik di negara Malaysia maupun Indonesia. Demikian pula produsen minyak goreng dalam negeri membeli CPO dengan harga global, sehingga untuk penjualannya menyesuaikan dengan biaya produksi.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengutarakan, kenaikan harga bapok cukup membebani masyarakat. Opsi operasi pasar kemudian digelar sebagai sarana untuk mengurangi beban masyarakat.
“Diharapkan pula harga minyak goreng dan bapok kembali normal,” harap dia. (Kandar)