Harga Cabai Melambung Pedagang dan Masyarakat Kebingungan

oleh -2282 Dilihat
oleh
Ilutrasi

WONOSARI, (KH) — Harga cabai di Kabupaten Gunungkidul mengalami kenaikan beberapa kali lipat dari harga sebelumnya. Bila sebelumnya pedagang menjualnya dengan harga Rp. 6 ribu per kg, pada Selasa (11/11/2014) harganya mencapai Rp. 45 ribu per kg.

 

“Kondisi ini jelas membuat keinginan warga untuk membeli semakin berkurang, karena harganya mahal. Bila nantinya harga terus naik, kemungkinan saya untuk sementara tidak akan menjual cabai dulu, menunggu harga stabil”, kata Menuk pedagang cabai di Pasar Argosari Wonosari. Selasa (11/11/2014).

 

Menuk mengaku kenaikan harga cabai ini sangat drastis. Setiap hari selama sepekan ini selalu terjadi kenaikan harga yang dikarenakan pasokan cabai dari Gunungkidul tidak ada. “Untuk cabai dan sayuran lainnya didatangkan dari prambanan, karena imbas musim kemarau yang membuat petani cabai Gunungkidul gagal memanen cabai”, jelas warga Bansari Kepek Wonosari tersebut.

 

Untuk harga cabai rawit sendiri mengalami kenaikan Rp 25-35 ribu dari harga semula yang dijual dengan harga Rp 10 ribu per kg. Harga cabai merah besar saat ini harganya melonjak jadi Rp 45 ribu per kg dari harga sebelumnya Rp 6 ribu per kg. Kenaikan juga dialami pada harga sayur-sayuran seperti Jipang, buncis dan terong dengan kenaikan sebesar Rp 2500 dari harga sebelumnya.

 

Hal yang sama juga dialami oleh Agus Deni penjual kebutuhan pokok di pasar Argosari Wonosari yang mengaku harga cabai yang naik selama sepekan ini membuat pemasukan pedagang ikut berkurang. “Masyarakat akan mengurangi pembelian sehingga jika terlalu lama cabai disimpan akan membusuk”, imbuhnya.

 

Kepada KH, Agus menjelaskan, dirinya harus memesan cabai di daerah Muntilan, itupun dilakukan dengan mengurangi jumlah pesanan dimana sebelum kenaikan harga Agus bisa menjual cabai sebanyak 50-60 kg. Saat ini ia hanya mampu menjualnya sebanyak 20-25 kg. “Yang dibuat pusing tidak hanya masyarakat, pedagang juga harus memutar otak untuk kenaikan harga cabai ini”, tandasnya.

 

Dari pantauan KH di Pasar Playen, harga cabai juga mengalami kenaikan yang sama, sehingga membuat sebagian masyarakat maupun pedagang makanan harus mengeluarkan tambahan uang demi mendapatkan cabai. Masyarakat mau tidak mau membeli cabai, apalagi seperti saya yang berjualan masakan Padang”, kata Darmiyati pembeli di pasar Playen

 

Darmiyati menambahkan, seharusnya ada upaya dari pemerintah untuk menyikapi harga cabai yang sering kali naik turun. “Ini jelas membuat kita repot, karena kita harus membagi dan mencukupkan anggaran yang kita miliki. Tapi kalau semua naik terus bagaimana kita mensiasatinya”, ujar wanita yang juga bekerja sebagai penjual nasi rames tersebut. (Atmaja/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar