Harga Bawang Merah Tinggi, Dua Bulan Tanam, Suyoto Untung Rp40 Jutaan

oleh -4799 Dilihat
oleh
Bawang merah
Suyoto saat mengecek tanaman bawang merah miliknya yang siap panen. (KH/ Kandar)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Harga bawang merah yang tinggi jadi berkah buat petani. Salah satu petani bawang merah, Sutoyo, warga Karangsari, Karangrejek, Wonosari Gunungkidul bahkan mengaku bisa untung lebih dari Rp40 juta.

Lahan milik lelaki kelahiran 1970 ini luasnya 2000 meter persegi. Saat ini seluruhnya ditanami bawang merah jenis Tajuk Manjung. Sebagaimana jenis bawang yang ditanam di Gunungkidul pada umumnya.

Saat KH menengok di lahan miliknya di kawasan Padukuhan Karangsari, ujung daun tanaman bawang telah memutih. Tanda usia tanaman bawang siap panen. Setidaknya telah berumur sekitar 2 bulan.

“Benar, sebentar lagi panen. Besok Minggu dipanen sistem tebasan oleh tengkulak,” kata Sutoyo, Jumat (15/7/2022).

Sutoyo tak mau repot dan kehilangan tenaga buat memanen. Selain itu, alasan bawang merahnya dijual secara tebasan karena tak akan ada lagi biaya operasional yang dikeluarkan.

Diakui, jika dipanen sendiri harga bawang merah bisa saja sedikit lebih tinggi. Namun, dia tak mau buang waktu dan ribet.

“Nanti saya takut kesusahan jualnya, nggak cepat habis,” imbuh Sutoyo.

Tanaman bawang merah siap panen pada lahan 2 ribu meter milik Sutoyo itu telah dibeli tengkulak seniali Rp60 juta. Akad jual-beli sudah selesai. Sementara ini uang muka sebanyak Rp10 juta telah ia terima. Keberanian tengkulak menebus bawang merah milik Sutoyo tak lepas karena harga di pasaran sedang tinggi. Saat ini harganya berkisar antara Rp45 hingga 50 ribu tiap kilogram. Sebelumnya, harga bawang merah pernah menyentuh Rp60 ribu per kilogram.

Sutoyo menambah keterangan: “Seluruh biaya pembelian bibit, tenaga perawatan dan biaya pemupukan hingga siap panen mencapai Rp17,8 juta.”.

Dengan begitu ia memperoleh untung bersih sebanyak Rp42.200.000. Dia sangat bersyukur atas hasil yang cukup menggembirakan itu. Bukan hanya soal keuntungan nominal uang, namun dia juga mampu melewati masa perawatan yang tak mudah.

Bawang merah
Ketinggian tanggul tanah tempat Suyoto menanam bawang merah mencapai 40 centimeter. (KH/ Kandar)

Beberapa waktu lalu saat tanaman bawang merah miliknya berusia muda, hujan sempat mengguyur. Berkat persiapan yang matang, serta ketelatenan merawat, tanaman bawang merah miliknya selamat. Tak membusuk atau terserang hama.

Salah satu persiapan yang pokok yang dilakukan Sutoyo yakni pembuatan ‘gulan’ atau tanggul tanah sebagai tempat menanam bawang yang cukup tinggi. Bahkan lebih tinggi dari milik petani lain di kawasan yang sama. Tanggul tanah yang dia buat mencapai 40 centimeter.

“Tanggul saya buat minimal 40 cm, sehingga saat hujan deras tanaman saya tak terendam,” imbuh Suyoto.

Selama risiko busuk dan hama ada, ia juga selalu memgantisipasi dengan melakukan penyemprotan herbisida serta pemberian kalsium secara rutin.

Menanam bawang merah, lebih jauh dia sampaikan, merupakan rutinitas pertanian yang ia lakukan selepas panen padi. Selepas panen bawang merah, ia biasanya menanam cabai atau terong. Namun, terkadang ia menanam bawang merah kembali. Hal yang sama juga dilakukan petani di sekitar lahan milik Suyoto. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar