Hadapi Libur Panjang, Lintas Sektor Kerja Keras Tanggulangi Penyebaran Covid

oleh -1315 Dilihat
oleh
Jumpa pers jelang libur Natal dan tahun baru. (KH/ Edi Padmo)

WONOSARI, (KH),— Liburan akhir tahun Natal dan Tahun baru (Nataru) sudah menjelang. Liburan akhir tahun 2021 ini diwarnai oleh merebaknya Pandemi Covid-19 yang belum juga mereda, bahkan khususnya Gunungkidul akhir-akhir ini mengalami kenaikan pasien Covid-19 dengan angka yang signifikan. Penambahan beberapa klaster baru menjadi penyebab melonjaknya angka penyebaran Covid-19 ini.

Booming wisata Gunungkidul yang mampu menyedot ribuan wisatawan berisiko menjadi persoalan tersendiri terkait penyebaran Virus Corona. Persoalan menjadi pelik ketika dihadapkan keharusan adanya tindakan tegas upaya penanganan dengan kenyataan kunjungan wisata menjadi salah satu andalan pendapatan asli daerah, serta menjadi penggerak sektor ekonomi.

Mensikapi hal tersebut Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah Sos beserta jajarannya mengadakan Konferensi Pers untuk menjelaskan tentang persiapan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengadapi Liburan Natal dan Tahun baru. Bertempat di Omahena, Senin (21/12/2020), konferensi Pers dihadiri oleh Forkompimda Gunungkidul, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pariwisata , Dishub, Komimfo, Satpol PP dan jajaran yang lain.

Kapolres Gunungkidul yang di wakili oleh Wakapolres, Kompol Supriyantoro dalam sambutannya menjelaskan bahwa jajaran Kepolisian siap untuk mengamankan agenda liburan akhir tahun besok

“Secara umum kami siap untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Kepolisian akan bekerja sama dengan semua pihak, TNI, Linmas, pramuka, dll,” ujarnya.

Lebih lanjut Supriyantoro menjelaskan, bahwa Polres Gunungkidul sudah menyiapkan 4 Poskam untuk mengamankan Natal. Disinggung terkait kerumunan masa perayaan Tahun Baru, yang berisiko menyebabkan penularan Covid-19 Supriyantoro menjelaskan bahwa jajarannya akan meningkatkan patroli dan pengamanan.

“Jika kerumunan masa dianggap melebihi batas, maka kepolisian akan bertindak tegas untuk membubarkan,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Komandan Kodim 0730/Gunungkidul, Letkol Inf Noppy Laksana Armyanto, “TNI akan bersinergi dengan berbagai pihak untuk mem-back up pengamanan, kami menyiapkan 1 SSE patroli dan memaksimalkan 144 Babinsa di 144 Desa di Gunungkidul,” terangnya.

Menanggapi kenaikan signifikan penderita Covid 19, dari beberapa klaster baru, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty menyampaikan bahwa penanganan terkait klaster Covid-19 di salah satu Pondok Pesantren sudah melalui ProKes yang berlaku.

“Terus terang kami kemarin agak kesulitan, karena laporan yang masuk ke kami agak terlambat, tapi para pasien yang terpapar sudah ditangani menurut prosedur,” ujarnya.

Di singgung terkait kebijakan mengenai kewajiban test Rapid anti gen yang akhir-akhir ini hangat di bicarakan, Kepala Dinas Kesehatan menyampaikan bahwa aturan itu muncul terlalu mendadak.

“Terus terang untuk Rapid Tes Anti Gen, pihak kami belum siap, baik kesiapan alat ataupun anggaran, karena kebijakan itu harus dibahas berbagai pihak, walaupun anggaran ada, tapi tidak bisa serta merta langsung diterapkan,” tandasnya.

“Kami juga masih menunggu rekomendasi dari Gugus Tugas penanganan Covid-19 pusat, siang ini baru diadakan rapat,” imbuhnya.

Dewi Irawaty juga menjelaskan bahwa semua kegiatan selama libur Nataru bisa dilakukan tapi harus menjaga protokol kesehatan. Masyarakat diminta untuk patuh Protokol Kesehatan dan menahan diri karena 1 pasien terpapar bisa langsung menularkan ke 1 atau 2 orang terutama keluarganya.

“Jangan menyepelekan Covid-19 ini, karena penularannya bisa sangat cepat,” ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Asti Wijayanti menyatakan bahwa dia tidak menampik tentang bahayanya potensi penyebaran virus melalui wisatawan yang berkunjung.

“Di satu sisi, pihak kami ditarget untuk pemasukan daerah dari sektor wisata, jadi langkah kami hanya memaksimalkan aturan Protokol Kesehatan di obyek wisata dan pembatasan pengunjung,” ujarnya.

Pihaknya memgaku kesulitan terhadap keharusan rapid tes di tempat wisata. Kesulitan yang dihadapi salah satunya tidak adanya kemampuan dari personilnya. Pihaknya hanya bisa menekankan pelaksanaan protokol kesehatan berjalan dengan baik. [Edi Padmo]

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar