GUNUNGKIDUL, (KH)— Diperkirakan, Kabupaten Gunungkidul telah menjadi komplek hunian manusia purba ketika mayoritas daerah lain di DIY masih tergenang air. Mereka tinggal di ceruk dan goa di wilayah perbukitan karst.
Salah satu hunian tersebut berada di Goa Braholo. Goa yang secara administratif berada di Desa Semugih, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul ini dianggap sebagai pemukiman prasejarah tertua di Gunungkidul.
“Diperkirakan sudah dihuni sejak 33.000 tahun silam. Aktivitas ini merupakan kelanjutan penghunian di kawasan karst pegunungan seribu yang dimulai dari Pacitan,” jelas Kepala Bidang Pelestarian Warisan dan Nilai Budaya, Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, Ir Winarsih beberapa waktu lalu.
Goa ini memiliki langit-langit tinggi dengan stalaktid yang membentuk kubah. Goa Braholo berada di ketinggian 357 mdpl dengan arah menghadap ke utara, goa memiliki luas mencapai 600 meter persegi. Lebar pintu mulut goa mencapai sekitar 39 meter dengan ketinggian 15 meter.
“Goa Braholo dijadikan salah satu hunian yang layak, karena kelembaban udara dalam goa yang tidak terlalu tinggi, lantai goa yang relatif cukup kering, lokasi yang dekat sumber air, dan tersediannya sumber daya alam yang melimpah,” papar Winarsih
Lebih jauh disampaikan, ketersediaan bahan untuk konsumsi makanan maupun bahan pembuat alat-alat dari batu dan tulang menjadi salah sat alasan goa ini dipilih untuk dijadkan tempat bermukim. Individu kerangka manusia yang menghuninya sebagian besar bercirikan ras Australomelanesoid.
“Di kawasan ini tersedia bahan pembuat alat-alat dari batu, dari tulang serta tanduk binatang, tulang fauna besar serta cangkang moluska untuk perhiasan,” Terang Winarsih lagi. (Kandar)