GUNUNGKIDUL, (KH),– Bulan Ramadhan identik dengan kemunculan penjaja takjil buka puasa. Guna membuatnya lebih menarik, penyedia takjil kini banyak berjualan dalam satu kawasan yang sama. Mirip pusat kuliner.
Pasar takjil banyak muncul di berbagai wilayah Gunungkidul. Ragam olahan takjil pun cukup banyak.
Dalam rangka menjaga keamanan olahan takjil saat dikonsumsi, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar takjil di Gunungkidul.
Sub Koordinator Substansi Sertifikasi BBPOM Yogyakarta, Ratna Widi Astuti menyampaikan, pengecekan olahan makanan takjil dilakukan guna mengantisipasi adanya bahan berbahaya yang dipakai saat mengolah makanan.
Dia menyebut ada dua lokasi pasar takjil yang dikunjungi, yakni di Purbosari, Wonosari dan di Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu.
“Setidaknya ada 16 sampel makanan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya,” kata Ratna disela agenda pengujian olahan makanan, Rabu, (22/4/2022).
Kecurigaan tim penguji sebelumnya muncul sebatas melihat kasat mata, diantaranya warna dan kekenyalan makanan.
“Apakah benar ada kandungan bahan makanan berbahaya atau tidak, maka diperlukan pengujian laboratorium,” lanjut Ratna.
Dari tindakan pemeriksaan, tidak ada olahan makanan yang masuk kategori berbahaya. Makanan tak mengandung bahan berbahaya antara lain formalin, boraks, pewarna merah Rodhamin serta pewarna kuning Metanil.
“Kami mengimbau agar masyarakat mewaspadai makanan dengan warna mencolok,” kata dia memberi tips waspada pada olahan makanan. (Kandar)