WONOSARI, (KH),– Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunungkidul, Senin (23/8/2021) melakukan kunjungan ke rumah 20 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Gunungkidul yang menjalani isolasi mandiri pasca dinyatakan positif COVID-19.
Dalam kunjungan tersebut, Endah mengaku menemukan sebagian anggota Paskibraka belum mendapat intervensi atau penanganan dari fasilitas kesehatan (Faskes) secara maksimal.
“Sebagian memang sudah tertangani Puskesmas, tapi ada sebagian yang sama sekali belum mendapat intervensi dengan baik,” ungkap Endah.
Pihaknya juga menyayangkan, pihak yang berwenang tidak menempatkan mereka di lokasi ilolasi terpusat (Isoter). Semestinya, dengan berada di lokasi Isoter, penanganan baik tracing, testing dan treatment pihak medis akan lebih efektif dan terkonsentrasi.
“Sebagian besar yang perempuan padahal bergejala, ada batuk pilek dan hilang indera penciuman,” imbuh dia.
Kalau saja langsung diisolasi di lokasi Isoter, menurut dia, tracing dapat segera diselesaikan. Selain itu juga tidak berisiko terjadi paparan ke anggota keluarganya.
Dalam kesmepatan tersebut, melalui bersama tim rumah aspirasi Ketua DPRD juga memberikan bantuan permakanan. Tak hanya itu saja, kepada Alviansyah Arifki, anggota Paskibra warga Padukuhan Kajar III, Kalurahan Karangtengah, Kapanewon Wonosari, pihaknya memberika satu set tempat tidur.
Terhadap Alviansyah yang kebetulan tinggal sendirian, dirinya juga menawarkan bantuan bersifat jangka panjang. “Yang diserahkan saat ini sifatnya jangka pendek. Untuk jangka panjang kami menawarkan dampingan pembiayaan pendidikan ke tingkat lanjut,” sambung Endah.
Sementara itu, Alviansyah mengaku berterimakasih atas bantuan yang diberikan dari berbagai pihak termasuk pimpinan DPRD Gunungkidul.
“Untuk tawaran fasilitas pendidikan akan saya pertimbangkan dulu,” ujar Alviansyah.
Dihubungi terpisah, Selasa (24/8/2021) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Dewi Irawaty menampik temuan Ketua DPRD mengenai belum tertanganinya sebagian anggota Paskibraka.
“Apa iya hal yang sensitif seperti ini dibiarkan oleh Pemda,” bantah Dewi.
Pihaknya membeberkan penanganan yang telah dilakukan Pemda melalui faskes. “Dinkes telah melakukan pemantauan kondisi pasien baik diperiksa langsung maupun tidak langsung. Kemudian memberikan obat dan vitamin sesuai kondisi. Edukasi untuk mendukung percepatan kesembuhan. Cek lab atau swab kedua, dan lain-lain yang diperlukan,” papar Dewi.
Pihaknya juga mengklaim tidak ada anggota keluarga anggota Paskibraka yang ikut terpapar.
“Karena langsung isolasi usai diketahui statusnya. Jadi tidak kontak erat dengan keluarga,” tukas dia. (Kandar)