DPP: Ratusan Ternak Mati, Yang Positif Antraks Cuma 6 Ekor

oleh -1962 Dilihat
oleh
Kepala DPP, Ir. Bambang Wisnu Broto. KH/ Kandar.

WONOSARI, (KH),– Sejak Desember 2019 hingga Selasa, 11/2/2020 tercatat total kematian ternak di Gunungkidul ada 116 ekor sapi dan 52 ekor kambing. Peristiwa kematian tersebut terjadi dengan berbagai penyebab.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Ir. Bambang Wisnu Broto, mengatakan, penyebabnya beragam, diantaranya keracunan pakan ternak yang sudah terkontaminasi pupuk atau pestisida, Selain itu penyebab lainnya karena Ektoparasit, diare, kekurangan susu dan antraks.

“Yang positif antraks cuma 3 sapi dan 3 kambing,” Kata Bambang, Rabu, (12/2/2020) lalu. Adapun lokasinya di Ngrejek Wetan dan Kulon (Desa Gombang, Kecamatan Ponjong), dan Dusun Jenglot, Desa Pucanganom (Kecamatan Semanu).

Pihaknya menjamin bahwa antraks tidak menyebar ke berbagai kecamatan di Gunungkidul. Sebab, penanganan yang dilakukan hingga saat ini dinilai cukup efektif.

Selain agenda penanganan antraks pihaknya juga akan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bagaimana meminimalisir agar hewan ternak tidak keracunan

Kenyataan banyaknya laporan masyarakat terkait sapi mati menurutnya merupakan kesadaran yang positif usai kasus antraks terjadi. Dengan adanya antraks pula masyarakat tak lagi menyembelih hewan ternak sekarat untuk dikonsumsi atau dijual dengan harga murah.

Pemberian antibiotik dan vaksinasi, ditambahkan Kepala Seksi Kesehatan hewan dan Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Retno Widiastuti, untuk antisipasi penularan antraks telah menyasar ribuan sapi dan kambing.

“8990 ekor hewan ternak diberi antibiotik. Untuk vaksinasi menyasar 1451 sapi dan 3331 ekor kambing,” rinci Retno.

Kasus antraks di Gunungkidul sempat menyebabkan kekhawatiran banyak pihak, sebab telah terjadi penularan ke manusia. Setidaknya ada 30 warga yang positif terjangkit antraks, namun keseluruhan dapat teratasi. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar