Kelompok yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu rumah tangga tersebut mulanya berkumpul saat menunggu anak-anaknya mengikuti kegiatan les di Perpustakaan desa (Perpusdes) setempat.
Pengelola Perpusdes Desa Ngalang, Sri Mulyati mengakui bahwa keberadaan perpusdes memiliki andil nyata terbentuknya kelompok tersebut. Paguyuban yang kemudian dinamakan Kelompok Ibu Kreatif (KIK) ini memperkaya pengetahuan dengan membaca buku di perpusdes.
“Kami mulai bikin produk berbahan baku sampah plastik lebih dari setahun. Bersyukur produk diterima pasar,” kata Sri Mulyati, belum lama ini.
Disebutkan, beberapa produk diantaranya bros, hiasan bunga, tempat tisu dan lain-lain. Beberapa upaya pemasaran telah dilakukan, baik melalui medsos, jaringan komunitas dan pameran-pameran.
Karena banyaknya pesanan yang diterima, KIK Perpusdes Desa Ngalang sempat kehabisan bahan baku berupa sampah plastik. Mau tak mau mereka mendatangkan sampah plastik dari luar kota. Salah satunya dari Jakarta.
Kelompok yang beranggotakan 10 ibu-ibu ini saat ini juga telah berhasil membuat produk pelengkap busana berupa kain yang diwarnai dengan teknik ecoprint. Teknik menghias dan mewarnai kain menggunakan dedaunan pada kain sutera ini telah menghasilkan syal yang menarik.
“Untuk produk jadi sementara kami buat syal. Sudah kami pasarkan hingga Jakarta, bahkan melalui relasi laku juga di Amerika,” ucap Sri Mulyati bangga. (Kandar)