WONOSARI, (KH)— Dinas perindustrian dan perdagangan (disperindag) Kabupaten Gunungkidul memantau beredarnya cabai kering impor di sejumlah pasar tradisional di Gunungkidul. Langkah ini diambil setelah mengetahui maraknya peredaran cabai impor kering di sejumlah daerah.
Kasi Metrologi dan Perlindungan Kosumen, Disperindag Gunungkidul, Supriyadi mengatakan, berdasarkan pantauan sementara belum ada cabai impor yang masuk di pasar tradisional Gunungkidul. “Belum ada di Gunungkidul peredaran cabai kering impor,” kataya kepada sejumlah wartawan, Rabu (15/3/2017).
Supriyadi menerangkan, masyarakat Kabupaten Gunungkidul memang dikenal suka atau doyan pedas, namun masyarakat masih terbiasa mengkonsumsi cabe rawit segar bukan cabe yang dikeringkan. “Masyarakat Gunungkidul seneng cabai yang segar,” ungkapnya.
Sementara salah seorang pedangan cabai di Pasar Argosari Wonosari, Wagino mengungkapkan, sejumlah pedagang memang sudah mengetahui isu beredarnya cabai kering dari Tiongkok. Namun, para pedagang masih memilih cabai segar dari sejumlah petani di Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Cabai kering kok dijual, masyarakat suruh beli cabai yang layu sedikit aja tidak mau,” paparnya.
Diketahui sebelumnya, sejumlah daerah di Jawa Timur dan Jawa Barat telah marak beredar cabai kering impor dari Tiongkok. Pemerintah pusat memang tidak membatasi adanya impor tersebut. Kementerian Perdagangan pun menyatakan tidak mengeluarkan izin impor cabai, kecuali cabai kering dan cabai bubuk. (Wibowo)