WONOSARI,(KH)–Din Syamsudin, Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Jum’at malam 23/07 /2015 menghadiri acara pengajian Akbar syawalan dan pelepasan haji Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gunungkidul. Bertempat di Sewoko Projo, Wonosari, Gunungkidul setelah sebelumnya hadir ke Gunungkidul pada 5 tahun silam.Pengajian tersebut dihadiri oleh Bupati, Wakil Bupati, ketua DPRD, muspida, jajaran kepala dinas Gunungkidul beserta ratusan warga Muhammadiyah Gunungkidul.
Din Syamsudin mengatakan Gunungkidul telah mengalami banyak perubahan. “ Gunungkidul telah berubah banyak, berubah ke arah perkembangan dan kemajuan yang membanggakan.” katanya.
Ia mengungkapkan dulu sering mendengar berita bahwa Gunungkidul itu identik dengan Kekeringan. Namun sekarang tidak terlihat adanya kekeringan lagi.
“Di sepanjang perjalanan, melihat banyak pohon, Gunungkidul kabupaten yang maju, indah, dan kini banyak obyek wisatanya. Bisa dibilang, sama dengan ibukota Jakarta.” Ungkapnya yang kemudian diiringi sorak sorai tepuk tangan para tamu undangan.
Kemudian Ia berucap “kini banyak lampu-lampu dipinggir kota, banyak manusia di pinggir jalan. Ya mungkin manusianya itu orang Jakarta yang sedang mudik di Gunungkidul.” tambahnya.
Din syamsudin memberikan penghargaan atas usaha-usaha Gunungkidul untuk terus memperbaiki diri. Seperti dalam ajaran Islam bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Barangsiapa ia lebih baik, itulah ciri-ciri orang sukses. Namun jika lebih buruk, ia termasuk orang yang merugi.
Din Syamsudin dengan bangga mengungkapkan, Gunungkidul mengarah menjadi daerah yang kental dengan keislamannya. Jika TK negeri di Gunungkidul hanya ada 18, di Gunungkidul terdapat 200 TK aisiyah, bahkan SMP Mujahidin berprestasi sampai ke kancah internasional.
Menanggapi pidato dari bupati Badingah sebelumnya yang mengucapkan salam perpisahan, karena 3 hari lagi ia sudah menanggalkan jabatannya sebagai bupati di pengajian Akbar tersebut, Din Syamsudin mengatakan dengan menyuplik kata dari SBY untuk “lanjutkan”. kemudian jika tidak (mendukung) ia menyuplik logat dari Rhoma irama “sungguh terlalu”.
Din menambahkan, Muhammadiyah tidak berpihak atau mendukung pihak manapun dalam berpolitik. “Umat Islam, atau warga Muhammadiyah di Gunungkidul jangan sampai buta politik.harus cerdas menyikapinya, jika tidak tahu-menahu, tidak mustahil kita menjadi sasaran empuk politik praktis. Jadilah orang cerdas, jadilah orang yang merdeka, agar tidak terombang-ambing.” Pungkasnya. (Gemma)