Perihal kronologi peristiwa tersebut disampaikan Panewu Girisubo, Slamet Winarno. Dia mengungkapkan, agenda pelatihan berlangsung 3 hari. Dimulai sejak Selasa, (19/9/2023). Pada pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi UKM DIY tersebut, panitia memesan nasi katering.
Karena masih ada sisa, pada hari pertama pelatihan, sisa nasi box dibagi ke pegawai. Termasuk ke pegawai yang tidak berangkat.
Nasi yang diantar ke pegawai kalurahan tersebut lantas disantap korban pada Selasa Sore. Tidak sampai habis, yang dimakan hanya sebagian nasi dan ayam saja.
“Selanjutnya, ada keluhan sakit pada bagian perut. Pada pukul 01.00 WIB dini hari setelah merasa sakit, anak diberi minyak gosok, tapi pagi harinya kemudian timbul gejala lagi,” kata Slamet.
Pihak keluarga pun memutuskan untuk membawa NAA ke Puskesmas. Usai diperiksa, petugas medis menyarankan agar anak dibawa ke rumah sakit.
Setiba di Rumah Sakit Maguan Husada Pracimantoro, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia.
“Warga yang lain mengalami diare dan muntah-muntah. Puskesmas segera menyisir dan ditemukan 19 warga yang bergejala. Mereka diperiksa dan diberi obat,” kata Slamet lagi.
Tak hanya memeriksa warga yang bergejala, pada Rabu, (20/9/2023) Pukul 21.00 WIB sampel makanan diambil dan diantar ke Yogyakarta untuk dicek laboratorium.
Carik Kalurahan Jerukwudel, Dian Prasetyo menyampaikan, agenda yang berlangsung diselenggarakan Dinas Koperasi UKM DIY.
“Pemesanan makanan dilakukan oleh penyelenggara. Isinya nasi ayam bakar,” ujarnya.
Setelah muncul indikasi keracunan, penyelenggara kemudian mengganti penyedia nasi katering.
Dia menambahkan, pihak kalurahan belum bisa menarik kesimpulan, warga yang mengalami diare hingga 1 diantaranya meninggal dunia diakibatkan karena keracunan.
Orang tua NAA, Beni Al England sangat terpukul dengan kepergian putrinya. Namun ia kini mengaku ikhlas.
“Gejala pertama Selasa dini hari. Tetapi setelah diberi minyak gosok merasa membaik,” kata Beni.
Kemudian anaknya tidur, paginya sempat muntah di kamar orang tuanya. Setelah pindah kamar, anaknya muntah lagi.
“Kami lalu mengantar ke Puskesmas. Saat itu kondisi perutnya mengeras,” tutur Beni.
Di Puskemas pihak medis menyarankan agar NAA dibawa ke rumah sakit. Menggunakan mobil yang dipinjam, ia membawa anaknya ke Rumah Sakit Maguan Husada Pracimantoro.
“Dalam perjalanan masih sempat ngobrol dengan saya. Tetapi lama-lama memburuk dan tidak merespon pertanyaan. Sesampainya di rumah sakit dinyatakan meninggal dunia,” tukas Beni. (Kandar)