Dari Ribuan Pendidik PAUD, Sebagian Belum Terima Insentif

oleh -5017 Dilihat
oleh
Peringatan HUT Himpaudi ke 13 di Gunungkidul. KH
Peringatan HUT Himpaudi ke 13 di Gunungkidul. KH

PLAYEN, (KH),– Dari ribuan pendidik di lembaga pendidikan non formal, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SPS, KB dan lainnya, sebagian diantaranya belum menerima insentif. Baik dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) maupaun APBD.

Hal tersebut disampaikan Ketua Himpunan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kabupaten Gunungkidul, Sukiyatini S Pd. AUD., saat peringatan HUT Himpaudi di gedung serbaguna Siyono, Rabu, (29/8/2018).

Meski begitu, tandas dia, tidak menyurutkan pendidik untuk berjuang mendidik generasi penerus bangsa. Menurutnya hal tersebut merupakan bentuk kepedulian dan kegigihan pendidik PAUD menuju pendidik yang maju dan professional.

“Saat ini ada 626 lembaga PAUD, SPS, KB, dan TPA dengan 1.750 pendidik,” jelasnya.

Momentum HUT ke 13 tahun ini diperingati dengan tema ‘Serentak Bergerak Menuju Profesionalisme dan Kesetaraan’. Himpaudi akan berusaha menjadi organisasi profesional yang mandiri. Melakukan upaya peningkatan kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), menjalin kemitraan dan memperjuangkan kesejahteraan.

“Kepada instansi terkait kami mohon dukungan dan motivasi kepada kami,” pintanya di hadapan Bupati Gunungkidul, Pejabat Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga (Disdikppora) dan ribuan pendidik Paud dan lembaga sejenisnya.

Yang menjadi keprihatinan baginya, terbitnya PP No 19 tahun 2017 tentang Guru, pendidik guru non formal seperti yang tergabung dalam Himpaudi belum diakui. Pihaknya sangat berharap pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada pendidik PAUD.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Gunungkidul, Badingah, berharap agar pertambahan usia Himpaudi dapat meningkatkan peran serta sekaligus kinerja dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini di daerah dalam rangka menciptakan generasi penerus yang handal dan berkualitas, secara fisik, psikis, maupun sosial.

“Saya menaruh harapan agar para pendidik dapat lebih berperan serta dalam mensukseskan program pendidikan anak usia dini,” harap Badingah.

Pintanya, pendidik PAUD lebih peka dan peduli dalam menguak serta memupuk potensi anak-anak sejak dini, lebih realistis dan kritis dalam mengenali kendala-kendalanya, serta mencari solusi-solusi alternatif untuk dapat diterapkan dalam melaksanakan tanggungjawab mengasuh dan mendidik anak-anak. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar