1. Air Terjun Banyunibo
Air Terjun Banyunibo terletak di Padukuhan Batur, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Asal usul nama Banyunibo diambil dari bahasa Jawa yaitu banyu (air) dan nibo (jatuh). Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 20 meter diantara bongkahan-bongkahan batuan andesit yang berasal dari reruntuhan tebing akibat gempa DIY tahun 2006 silam. Pada saat musim kemarau debit air terjun kecil.
Destinasi wisata yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Batur. Air Terjun Banyunibo dikelilingi sawah dan hutan yang menambah keindahan panoramanya. Keindahan air terjun juga ditambah keunikan dan cerita mistis dari goa yang diberi nama Song Domble, batu besar yang diberi nama Watu Gedeg dan kolam yang konon menjadi saksi tempat jatuhnya Mbah Jenggel yang diberi nama Dum Jenggel.
2. Air Terjun Sri Getuk
Air terjun Sri Getuk merupakan destinasi wisata yang terletak di Padukuhan Menggoran, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan cerita yang dipercayai masyarakat, air terjun yang dikelola oleh Pokdawis Desa Wisata Bleberan ini merupakan tempat penyimpanan kethuk yang merupakan salah satu instrumen gamelan milik Jin Anggo Meduro.
Pada saat-saat tertentu masyarakat sekitar masih sering mendengar suara gamelan mengalun dari arah air terjun. Destinasi wisata yang dikelola oleh Pokdarwis Desa Wisata Bleberan ini menarik retribusi Rp 5.000,00 (biaya termasuk kunjungan ke Gua Rancang Kencono). Untuk menuju lokasi, pengunjung dapat memilih berjalan kaki sembari menikmati panorama hamparan sawah atau naik rakit menyusuri sungai dengan biaya Rp 10.000,00 per orang dengan suguhan panorama tebing yang menjulang di sisi sungai Oya.
Air terjun luweng Sampang terletak di Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. Air terjun ini bukan jenis air terjun yang jatuh dari atas bukit melainkan air terjun yang terbentuk karena perbedaan ketinggian sungai sekitar 5 meter. Selain air terjun utama, terdapat juga beberapa air terjun kecil dengan kolam di bawahnya yang melengkapi keindahan luweng. Pada saat musim kemarau debit air terjun kecil.
Keunikan luweng ini terletak pada corak dan motif batuannya. Akibat gerusan debit air yang tinggi ketika musim hujan maka membentuk motif garis-garis yang unik. Konon ceritanya, air terjun ini merupakan tempat persinggahan Sunan Kali Jaga.
Terdapat cekungan di balik air terjun yang dipercayai menjadi tempat pertapaan. Sampai sekarang pun luweng ini dipercaya oleh orang-orang tertentu dengan niat baik dan mau prihatin bertapa di luweng konon keinginannya akan terkabulkan. Para pengunjung ditarik retribusi seikhlaskan oleh warga sekitar yang mengelola air terjun.
Air terjun Tegalrejo terletak di Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul. Air terjun ini lebih dikenal dengan Curug Bayat karena keberadaannya lebih dekat dengan Kecamatan Bayat, Klaten yakni tepat di bawah gunung yang menjadi perbatasan Gunungkidul-Klaten.
Namun secara administratif, air terjun ini masuk di wilayah Gunungkidul. Air terjun yang dikelola oleh masyarakat sekitar menarik retribusi Rp 2.000,00. Air terjun setinggi 22 meter ini jatuh dibalik tebing batu dengan beberapa tingkatan yang unik serta terdapat cekungan yang cukup dalam dan dapat dimanfaatkan sebagai tempat mandi dan berenang. Pada saat musim kemarau debit air terjun kecil.
Air terjun Jogan ini letaknya dekat dengan pantai Siung, tepatnya di Desa Purwodadi, Tepus, Gunungkidul. Uniknya, air terjun ini bukan air terjun yang airnya jatuh dari atas bukit dan jatuh ke dasar sungai, melainkan air terjun yang langsung jatuh ke laut.
Air terjun setinggi 9 meter ini jatuh diantara tebing tinggi dan langsung jatuh di atas karang dan bebataun-bebatuan koral serta pasir yang ada di Pantai Jogan. Pengunjung ditarik retribusi Rp 5.000,00 di Pos Retribusi Pantai Siung (biaya termasuk ke Pantai Siung). Dari pos retribusi sekitar 400 meter akan terlihat papan kayu penunjuk arah menuju Pantai Jogan. Pada saat musim kemarau debit air terjun kecil.
Air Terjun Jurug Gedhe terletak di Padukuhan Gembyong, Desa Ngoro-oro, Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Jurug yang artinya tempat tujuan dan gedhe yang artinya besar. Air terjun ini terbentuk dari aliran sungai yang jatuh dari tebing setinggi 25 meter dan lebar mencapai 5 meter ketika debit airnya tinggi. Pada saat musim kemarau debit air terjun kecil.
Akses menuju lokasi wisata ini adalah dari perempatan Patuk ambil ke arah Desa Ngoro-oro/Nglanggeran. Menyusuri jalan kabupaten beraspal sampai perempatan ambil kiri sesuai papan petunjuk. Sesampai di lokasi parkir, perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki melewati titian bambu panjang yang ditata rapi sebagai jembatan di sisi hamparan sawah dilanjutnya menuruni tangga.
7. Air terjun Lengkongsari
Air terjun Lengkongsari terletak di Padukuhan Wonosari, Desa Semoyo, Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Uniknya, air terjun kembar ini memiliki jenis aliran yang berbeda. Air terjun sebelah kanan memiliki karakteristik aliran yang vertikal dengan debit yang tinggi sedangkan air terjun sebelah kiri memiliki aliran yang debitnya lebih sedikit tapi karena bentuk batuannya yang mencuat keluar menjadikan air terjun ini nampak meloncat.
8. Air Terjun Gogor
Air Terjun Gogor terletak di Padukuhan Ngasemayu, Desa Patuk, Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Air terjun setinggi 8 meter ini berlokasi di Gogor Park yang merupakan pusat kebun buah di Patuk. Destinasi wisata ini dikelola oleh masyarakat sekitar yang tergabung dalam Paguyupan Gembili 910, pengelola Gogor Park.
Demikian beberapa air terjun di Gunungkidul yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk dikunjungi selama libur lebaran. Nikmati kesejukan di Gunungkidul.
Ditulis oleh: Mutiya, Ed: Hfs